Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penilaian Aparatur Sipil Negara ala DKI Juga akan Diberlakukan di Seluruh Indonesia

Kompas.com - 04/02/2015, 05:45 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem penilaian aparatur sipil negara (ASN) di seluruh wilayah yang ada di Indonesia ke depan akan mengikuti model di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sistem tersebut adalah pemberian tunjangan kinerja (TKD) dinamis bagi ASN yang berprestasi dalam pekerjaannya dan memberikan andil besar dalam pelayanan publik.

"Pola penghitungan besaran gaji, termasuk TKD dinamis di DKI, akan jadi role model. Akan segera dilaksanakan saat empat RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) selesai," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi di Balai Kota, Selasa (3/2/2015).

Yuddy menambahkan, ada enam RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) yang merupakan turunan dari Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN), tapi baru diselesaikan dua. RPP yang sudah selesai yaitu tentang manajemen pegawai negeri sipil (PNS) dan manajemen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.

Dua RPP tersebut selesai pada bulan Januari lalu. Sedangkan empat RPP lainnya ditargetkan rampung pada bulan Maret.

Menurut Yuddy, banyak sekali penghematan anggaran yang bisa didapat dengan sistem TKD dinamis. Dia menjelaskan, Pemprov DKI telah menghapuskan upah pengendali teknis (UPT), yaitu persenan yang didapat para PNS setiap ada proyek, menjadi satu jenis tunjangan bernama tunjangan kinerja daerah dinamis.

Pada masa masih diterapkan UPT, ditetapkan besarannya adalah tiga persen dari proyek yang sedang dikerjakan. Misalkan, apabila dengan total APBD DKI tahun ini yang sebesar Rp 73 triliun dan separuhnya adalah proyek-proyek pembangunan, maka nominal tiga persen yang dijadikan UPT cukup besar.

"Bayangkan saja nilainya jadi berapa. Pemerintah DKI menghapuskan UPT ini. Ketika dihapuskan, penghematannya mencapai kurang lebih 26 persen dari total APBD," tambah Yuddy.

Selain menghemat anggaran, kontrol terhadap sumber daya manusia (SDM) juga mudah dilakukan. Kesempatan untuk mendapatkan SDM yang unggul akan lebih besar. Wewenang gubernur sendiri, tutur Yuddy, bertambah kuat karena dapat memberhentikan pegawai-pegawainya yang berkinerja buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com