Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung Tuding Ada Komunis Baru Dibalik Polemik RAPBD

Kompas.com - 07/03/2015, 14:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana menuding saat ini telah terjadi konspirasi dalam perpolitikan Indonesia. Ia menyebut konspirasi tersebut dibentuk oleh gerakan komunis baru.

Lulung (sapaan Lunggana) menilai, polemik yang terjadi dalam pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) DKI 2015, merupakan salah satu aksi yang telah dilakukan oleh gerakan yang ia tuding itu. Tujuannya, untuk mengadu domba rakyat dengan para pemangku kebijakan.

"Kalau boleh saya ngomong ekstrim, saat ini konspirasi politik. Teman-teman boleh mengevaluasi. Ada yang membentuk opini dengan tujuan ingin menjauhkan pihak keamanan dengan rakyat, ingin menjauhkan pemerintahan daerah dengan rakyat, menjauhkan DPRD dengan rakyat," kata dia saat menjadi pembicara dalam sebuah acara diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2015).

"Ini bentuk adu domba, dan ini konsep dari komunis baru," kata dia.

Pernyataan Lulung itu sempat membuat moderator acara bingung. Si moderator pun sempat mempertanyakan maksud pertanyaan tokoh asal Tanah Abang itu. "Kenapa komunis, bang?" tanya si moderator.

"Ya, kan adu domba. Komunis kan adu domba. Ini pandangan pribadi saya. Teman-teman silahkan evaluasi. Itu terjadi sejak pertengahan 2014 sampai dengan hari ini. Ini sudah terjadi," ujarnya.

Pernyataan Lulung itu sempat membuat peserta diskusi tertawa. Sebagai informasi, Lulung menyampaikan hal tersebut dengan tujuan ingin menambahkan pernyataan pengamat ekonomi kebijakan publik Ichsanuddin Noorsy.

Seperti halnya Lulung, Ichsanuddin juga menjadi pembicara dalam diskusi yang membahas seputar terjadinya polemik pada pembahasan RAPBD DKI 2015. Dalam pemaparannya, Ichsanuddin berharap agar para pemangku kebijakan tidak mudah diadu domba. Masyarakat pun, kata dia, jangan mudah terlena dengan konflik yang terjadi antar pemangku kebijakan.

"Kalau kita ribut, tiba-tiba Freeport diperpanjang. Kalau kita ribut, SKK Migas pergi ke pasar bebas. Jadi, jangan mau diadu domba. Karena begitu kita diadu domba, sumber daya alam kita diambil. Itu faktanya," ujar Ichsanuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com