Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Andai Jalur Sepeda Itu Eksklusif..."

Kompas.com - 11/03/2015, 06:19 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat (6/3/2015) sekitar pukul 10.00 WIB, kondisi Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, cukup ramai. Namun kendaraan masih bisa melaju tanpa hambatan berarti di jalan satu arah itu. Beberapa di antaranya bahkan bergerak dengan kecepatan

Beberapa di antaranya bahkan saling mendahului, menyalip kendaraan-kendaraan di depannya. Namun, karena ruas jalan cukup sempit, maka jalur paling kiri jalanlah yang dipakai untuk menyalip.

Sebagian pengendara baik sepeda motor maupun mobil menembus jalur tersebut dengan kecepatan tinggi. Padahal jalur selebar sekitar 1 meter itu sebenarnya diprioritaskan untuk sepeda.

Pantauan Kompas.com setiap melewati Jalan Senopati, jalur sepeda tidak hanya dimanfaatkan oleh pengendara sepeda, tetapi juga kendaraan bermotor, baik sepeda motor, mobil, bahkan bus kota. Jalur yang dicat warna hijau itu lebih sering digunakan untuk menyalip kendaraan di depannya, apalagi saat kondisi jalan cukup ramai.

Menurut Tri Aulia (25), pegawai salah satu restoran di Jalan Senopati, jalur sepeda di jalan tersebut sehari-harinya memang tidak terlalu sering dilewati oleh sepeda. Sepeda, kata dia, lebih sering melewati jalur tersebut pada waktu-waktu tertentu, terutama pagi dan sore.

“Mungkin kebanyakan yang naik sepeda buat ngantor atau olahraga, makanya cuma ramai di jam-jam tertentu,” kata perempuan berambut ikal ini saat ditemui Kompas.com di sekitar tempat kerjanya.

Ditemui di tempat terpisah, pengguna sepeda Jessica (26) mengaku jalur sepeda belum terlalu banyak membantunya. Sebab jalur tersebut bukan jalur eksklusif untuk pengendara sepeda.

“Jadinya sama saja seperti lewat jalan biasa yang enggak ada jalur sepedanya. Seandainya memang eksklusif buat sepeda pasti enak banget, jadi enggak kena macet,” ujar perempuan itu.

Selama berkendara di jalan, Jessica mengaku merasa tidak aman. Dia bahkan pernah celaka saat mengayuh sepedanya. Dia diserempet sepeda motor yang berjalan dengan kecepatan cukup tinggi.

Karena itu, lajang ini merasa kalau ada jalur khusus sepeda di perkotaan akan membuat orang makin nyaman dan aman untuk mengendarai sepeda.

“Saya rasa pengguna sepeda juga nantinya akan makin banyak sehingga mengurangi macet di Jakarta,” ucap dia.

Belum prioritas

Jalur sepeda di Jakarta memang sudah dibuat di beberapa tempat, salah satunya jalur Blok M-Melawai-Senopati-SCBD yang berjarak 12,8 kilometer. Namun, seluruh jalur sepeda masih dibuat dengan marka jalan garis putus-putus. Artinya, kendaraan selain sepeda masih boleh melewati jalur tersebut.

Rambu-rambu yang terpasang di jalan juga bukan berupa larangan, melainkan imbauan untuk berhati-hati. Rambu yang ditemukan di sekitar jalur sepeda adalah plang berwarna kuning dengan tulisan “Hati-hati Lintasan Sepeda” dengan gambar mobil dan sepeda motor. Ada pula plang biru dengan tanda panah untuk pengendara sepeda supaya mengetahui arah jalan.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Priyanti mengatakan, jalur sepeda memang belum diprioritaskan untuk pengguna sepeda. Alasannya, masih ada keterbatasan sarana dan prasarana. Sehingga, sepeda memang lebih diprioritaskan di jalur sepeda, tetapi kendaraan lainnya masih diizinkan melintasinya.

Sebagaimana ada dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2014 tentang transportasi, jalur sepeda sebenarnya telah diatur. “Memang dalam Perda sudah diatur ya, makanya kami akan kaji lagi,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com