Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi Hanura Setuju Siswa Perokok Tak Dapat Kartu Jakarta Pintar

Kompas.com - 15/05/2015, 18:23 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Mohamad Sangaji menyetujui peraturan yang ditentukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama soal kriteria siswa penerima Kartu Jakarta Pintar.

Siswa perokok dan memiliki handphone mahal tidak boleh mendapat KJP sebab menandakan mereka mampu.

"Itu enggak layak itu, saya enggak suka. Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat itu khusus untuk orang susah. Jadi tidak layak kalau orang mampu mendapatkan kartu itu," ujar pria yang akrab disapa Ongen ini di gedung DPRD DKI, Jumat (15/5/2015).

Ongen mengatakan, justru seharusnya siswa maupun orangtua dari kalangan mampu membantu mensubsidi siswa tak mampu.

Bukan justru menikmati fasilitas subsidi pendidikan dari pemerintah melalui Kartu Jakarta Pintar. [Baca: Ahok: Siswa Punya HP Mahal dan Merokok Dipastikan Tak Dapat KJP]

Dia juga mendukung upaya Pemerintah Provinsi DKI yang memperketat syarat penerimaan KJP. Fasilitas KJP bagi siswa mampu yang selama ini diberikan dapat dialihkan untuk siswa yang tidak mampu.

Untuk diketahui, jumlah pemohon KJP yang tercatat saat ini sebanyak 479.198 siswa, dengan rincian 133.486 siswa di Jakarta Timur, 104.062 siswa di Jakarta Barat, 96.290 di Jakarta Utara, 87.319 siswa di Jakarta Selatan, 54.314 siswa di Jakarta Pusat dan 3.727 siswa di Kepulauan Seribu.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan peserta didik yang merokok maupun memiliki handphone (HP) tidak akan mendapat Kartu Jakarta Pintar (KJP). Sebab, KJP hanya berlaku bagi siswa-siswa kurang mampu.

Apabila memiliki HP dan mampu membeli rokok, berarti siswa-siswi itu berasal dari kalangan berkecukupan.

"Kami lebih perketat aturan. Anak yang merokok, pegang handphone mahal. Kalau merokok, dua bungkus sehari lagi, kan lucu," kata Basuki di Balai Kota.

Basuki menginginkan penerima jaminan pendidikan dari Pemprov DKI benar-benar tepat sasaran. Adapun besaran dana KJP yang akan dicairkan mencapai Rp 2,4 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 3 triliun.

Anggaran KJP 2015 mengalami pemotongan sebesar Rp 600 miliar setelah ditemukan banyaknya penerima ganda maupun penerima yang tidak sesuai peruntukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com