Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Ojek Dilaporkan Hadang Go-Jek di Kampus UI

Kompas.com - 26/06/2015, 17:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Salah seorang mahasiswi Universitas Indonesia, Cindy Audilla, menceritakan peristiwa penghadangan yang dilakukan oleh sejumlah tukang ojek pangkalan terhadap salah seorang pengendara Go-Jek di kawasan kampus Universitas Indonesia. Peristiwa itu terjadi pada pekan lalu.

Dalam penuturannya yang ditulis lewat akun Facebook-nya, Cindy menyebut bahwa saksi mata yang melihat langsung peristiwa itu adalah salah seorang rekan kampusnya yang bernama M Toha. Berdasarkan cerita rekan kampusnya itu, Cindy menyebut para tukang ojek pangkalan tidak hanya menodong pengendara Go-Jek, tetapi juga mengancam dan memaki-makinya.

"Saya mendapati update-an seorang teman jurnalis di UI. Ini lebih tragis. Pengendara Go-Jek di-'begal' oleh kawanan ojek pangkalan UI. Pengendara Go-jek dimaki, dihardik, bahkan diancam untuk tidak lagi 'mencari makan' di ranah ojek pangkalan UI," tulis Cindy sembari mengunggah foto mengenai peristiwa tersebut.

Masih dalam statusnya tersebut, Cindy juga menceritakan pengalamannya yang pernah melihat pengendara Go-Jek diteriaki oleh tukang ojek pangkalan di kampusnya itu. Hal itu terjadi saat pengendara Go-Jek tersebut sedang menunggu penumpangnya.

"Sesudah menyelesaikan kegiatan saya, saya menunggu bus kuning di halte teknik. Tepat di seberang jalan, ada pengendara Go-Jek yg berhenti di sana sedang menunggu penumpang yang memesannya. Tukang ojek pangkalan kutek pun teriak-teriak, 'WOI WOI WOI HU WOI NGAPAIN WOI WOI HOOOOOOO WOI'."

Tak lama, penumpangnya naik, pengendara Go-Jek pun langsung cepat-cepat angkat kaki dari kawasan UI. Demikian kata Cindy.

Atas dasar itu, Cindy menyarankan agar masyarakat kampus UI yang kebetulan sering menggunakan jasa Go-Jek agar tidak lagi minta diantarkan sampai ke dalam lingkungan kampus. Hal itu untuk menjaga keselamatan pengendara Go-Jek.

"Anda cukup tunggu dan turun dari Go-Jek yang Anda tumpangi jauh dari tempat 'ngetem' ojek pangkalan yang bermental preman dan semakin bertingkah brutal ini. Tujuannya, tentu mulia, agar tidak ada lagi pengendara Go-Jek lainnya yang di-'begal' oleh kawanan ojek pangkalan," kata Cindy.

Saat ini, Kompas.com masih berupaya melakukan verifikasi cerita ini ke Cindy Audilla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com