"Namun, saat ini Jakarta sedang kepayahan dalam menampung hidup 10 juta warganya," ujar Sani, sapaan Triwisaksana, kepada Kompas.com, Selasa (21/7/2015).
Sani merujuk pada kemacetan lalu lintas yang menurut dia semakin menggila. Dia juga mengatakan, ruang terbuka di Jakarta semakin sempit.
Dengan menggunakan data, Sani menjelaskan bahwa kepadatan penduduk di Jakarta sudah mencapai 20.000 orang per km2. Kepadatan dengan ukuran seperti itu, menurut dia, sangat tidak ideal.
"Bandingkan dengan Singapura dan Kuala Lumpur yang tingkat kepadatannya hanya sekitar 5.000 per km2," ujar Sani.
Dengan demikian, Sani berpendapat, Jakarta belum siap untuk menampung penduduk baru. Apalagi, jika penduduk yang datang tidak memiliki kemampuan bekerja yang baik.
Sementara itu, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mempersilakan warga luar untuk datang ke Jakarta dan berjanji akan memberikan KTP kepada mereka. Dengan syarat, pendatang harus memiliki kemampuan untuk mengadu nasib di Jakarta.
Akan tetapi, Sani berpendapat, undangan dari Gubernur itu tidak hanya akan menarik minat warga yang memiliki kemampuan, tetapi juga mereka yang tanpa kemampuan dan tempat tinggal.
"Sebaiknya Pak Ahok tidak perlu mengundang warga lain untuk berduyun-duyun tinggal di Jakarta. Karena melayani warga yang sudah ada saja Pemprov DKI sudah terhuyung-huyung," ujar Sani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.