JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur mengaku kesulitan berjualan setelah pindah ke Rusunawa Jatinegara Barat. Para penghuni rusun itu umumnya memang pedagang.
Mereka pun mengaku bingung karena tidak ada lahan untuk berjualan. Salah seorang warga, Siti (42) tidak mempunyai pilihan selain berdagang. Sebab hal itulah kemampuan satu-satunya.
"Kalau dulu waktu masih di Kampung Pulo enak, di depan rumah bisa jualan, sudah gitu ramai pula. Kalau di sini bingung, sepi," kata Siti, Minggu (6/9/2015).
Pernyataan senada juga meluncur dari mulut Ida (39), warga rusun lainnya. Ia menuturkan hingga saat ini dia dan penghuni yang lain dilarang berjualan di unit tempat mereka tinggal.
"Sekarang kalau mau gelar dagangan di depan pintu, ditegur petugas rusun. Makanya saya berharap Pemprov mau berikan tempat usaha bagi warga di sini," kata Ida.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Ika Lestari Aji mengaku pihaknya tengah menyiapkan etalase untuk berdagang di lantai dua rusun. Hal itu merupakan salah satu program prioritas Pemprov bagi warga rusun.
"Hingga saat ini tercatat ada 152 warga yang akan membuka usaha jualan di rusun dan kita prioritaskan etalase dagang untuk mereka," ucap Ika.
Hanya saja sebelum terlaksana, pihak Dinas Perumahan masih menunggu pembentukan RT dan RW di rusun untuk proses pendataan.
"Ini penting karena kita harus seleksi lagi apakah benar 100-an orang ini, benar-benar berdagang apa cuma ikut-ikutan saja," ujarnya.
Nantinya pedagang akan dibagi sesuai barang dagangan masing-masing seperti makanan, minuman, pulsa, dan lain-lain.
Selain itu Pemprov DKI akan meberikan pendampingan dan pengajaran bagi warga yang berjualan seperti bagaimana membuat tampilan yang baik dan higienis. (Junianto Hamonangan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.