Antrean panjang mengular hingga air mancur seperti yang terjadi pada hari pertama pembukaan dan pekan-pekan sebelumnya kini tak terlihat lagi. Tak ada antrean panjang, dan warga bisa langsung masuk ke dalam Balai Kota.
Suasana Balai Kota, mulai dari halaman, pendapa, ruang tamu, ruang rapat pimpinan, Balairung, Balai Agung, hingga kios pedagang kaki lima (PKL) terlihat lengang.
Staf pengamanan dalam (pamdal) yang berjaga di pendapa Balai Kota pun terlihat tidak berjaga ekstra seperti biasanya. Perpustakaan keliling, mobil pelayanan STNK keliling, dan mobil training dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI juga sepi peminat.
Para pemandu wisata juga tidak bekerja ekstra mengatur pengunjung. Biasanya seorang pemandu wisata membawa hingga puluhan pengunjung. Namun, hari ini mereka hanya memandu 6 pengunjung.
Bioskop Balai Kota yang menampilkan film Si Jago Merah juga terlihat kurang menarik minat warga. Kursi-kursi di depan panggung hiburan musik di selasar Balai Kota juga terlihat banyak yang kosong.
Hingga pukul 13.15, baru sekitar 270 pengunjung yang berwisata di Balai Kota. Padahal, berdasarkan info dari pegawai yang bertugas, biasanya sudah lebih dari 600 warga yang mengunjungi Balai Kota saat siang hari.
Salah seorang warga asal Bekasi, Rosa (26), menyarankan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI lebih menyosialisasikan adanya Wisata Balai Kota. Selain itu, ia juga mengimbau agar hiburan panggung musik tidak diletakkan di selasar Balai Kota, tetapi di halaman Balai Kota.
"Jadi, orang-orang yang ada di luar atau lagi nunggu bus di halte tahu kalau ada Wisata Balai Kota. Jadi kan ada keramaian, dan hidup suasananya. Kalau di samping kan sepi," kata Rosa di Balai Kota.
Selain itu, ia menyarankan penyediaan tempat khusus mainan anak-anak, seperti perosotan dan kolam bola.
"Anak-anak juga enggak bosan kan ke sini. Kalau bisa jangan cuma dapat foto-foto di kursi sama meja aja gitu. Saya lihat, hiburannya yang kurang," kata ibu dua anak tersebut.
Lukman (32), warga Pondok Gede, Jakarta Timur, mengimbau Pemprov DKI untuk memasang spanduk atau papan pemberitahuan adanya Wisata Balai Kota di depan gedung tersebut. Kemudian, dia melanjutkan, hiburan bagi warga harus ditambah dan terus diperbarui.
"Saya juga tahu Wisata Balai Kota dari tetangga saya. Dia bilang, 'Ya gitu-gitu aja Balai Kota.' Ya tetapi saya penasaran juga ya, akhirnya ke sini, dan iya juga sih, cuma 10 menit saja palingan lihat-lihat Balai Kota. Bener ternyata, gitu-gitu aja ya. Banyak ruangan yang ditutup juga," kata Lukman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.