Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PPPA Susun "Assessment" untuk Lindungi Anak

Kompas.com - 07/10/2015, 14:20 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise mengatakan, Kementerian PPPA tengah menyusun assessment yang akan diterapkan di sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan karena banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak.

"Saya dengan tim saya di kementerian sedang membuat instrumen untuk melaksanakan assessment di sekolah-sekolah, apakah sekolah-sekolah itu memperhatikan hak-hak anak, tumbuh kembangnya, dan melindungi mereka," ujar Yohanna, Rabu (7/10/2015).

Hal itu dikatakan Yohanna seusai mengunjungi rumah duka dan makam PNF (9), bocah yang dibunuh dan jenazahnya ditemukan di dalam kardus di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Setelah selesai disusun, standar tersebut akan dipakai oleh semua sekolah di Indonesia. Semua indikatornya disebut dapat melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan.

"Salah satu indikator yang bisa kita lihat itu bagaimana anak dari rumah ke sekolah, (apakah) aman; dari sekolah ke rumah (apakah) aman," kata Yohanna.

Yohanna menambahkan, Kementerian PPPA juga akan terus memberi penyuluhan kepada masyarakat. "Fokus kita ke depan tetap mengadakan penyuluhan dan koordinasi dengan semua badan dari tingkat pusat, kabupaten/kota, dan akan langsung ke desa-desa," tuturnya.

Penyusunan assessment dan penyuluhan langsung tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya segala bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk kekerasan seksual.

Seperti diketahui, kejahatan seksual terhadap anak terjadi baru-baru ini. Bocah perempuan berinisial PNF ditemukan meninggal dalam kondisi terikat, dengan kondisi mulut disumpal.

Penemuan PNF berawal dari kecurigaan warga yang melihat kardus berisi benda yang mencurigakan pada Jumat (2/10/2015) malam.

Warga semakin yakin bahwa isi dari kardus tersebut adalah mayat setelah melihat adanya jari tangan di sela-sela kardus tersebut.

Polisi masih mendalami kasus ini dengan mengumpulkan sejumlah keterangan dari saksi dan alat bukti. Polisi juga belum menentukan tersangka pembunuh PNF. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tolak Program Tapera, Partai Buruh: Pemerintah Memang Niatnya Enggak Mau Kasih Rumah

Tolak Program Tapera, Partai Buruh: Pemerintah Memang Niatnya Enggak Mau Kasih Rumah

Megapolitan
Partai Buruh Bakal Ajukan 'Judicial Review' Terhadap Aturan Tapera

Partai Buruh Bakal Ajukan "Judicial Review" Terhadap Aturan Tapera

Megapolitan
ART Lompat dari Lantai 3 Rumah di Tangerang, Majikan Jadi Tersangka

ART Lompat dari Lantai 3 Rumah di Tangerang, Majikan Jadi Tersangka

Megapolitan
Jika Benar Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Prosesnya Disebut Tak Akan Mulus

Jika Benar Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Prosesnya Disebut Tak Akan Mulus

Megapolitan
Presiden KSPI Sebut Aksi Buruh Bakal Meluas ke Seluruh Indonesia jika Tapera Tak Dicabut

Presiden KSPI Sebut Aksi Buruh Bakal Meluas ke Seluruh Indonesia jika Tapera Tak Dicabut

Megapolitan
Siap-siap Pengendara, Ada Penyempitan di Jalan MT Haryono imbas Pengerjaan Jaringan Pipa

Siap-siap Pengendara, Ada Penyempitan di Jalan MT Haryono imbas Pengerjaan Jaringan Pipa

Megapolitan
Sempat Dirawat di ICU, ART yang Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan di Tangerang Meninggal

Sempat Dirawat di ICU, ART yang Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan di Tangerang Meninggal

Megapolitan
Ulah Sopir Angkot Mabuk Berujung Kecelakaan di Bogor, Tabrak 7 Kendaraan karena Berusaha Kabur

Ulah Sopir Angkot Mabuk Berujung Kecelakaan di Bogor, Tabrak 7 Kendaraan karena Berusaha Kabur

Megapolitan
Demo Tolak Tapera, Buruh Nyalakan 'Flare' Warna-warni Sambil Nyanyi Halo-halo Bandung

Demo Tolak Tapera, Buruh Nyalakan "Flare" Warna-warni Sambil Nyanyi Halo-halo Bandung

Megapolitan
Keluhkan Trotoar Sempit di Pulogadung, Warga: Terpaksa Pakai Jalur Sepeda, Takut Terserempet

Keluhkan Trotoar Sempit di Pulogadung, Warga: Terpaksa Pakai Jalur Sepeda, Takut Terserempet

Megapolitan
Daftar Lokasi Rekayasa Lalin di Jakpus Imbas Demo Buruh Tolak Tapera

Daftar Lokasi Rekayasa Lalin di Jakpus Imbas Demo Buruh Tolak Tapera

Megapolitan
Begini Pengalihan Rute Bus Transjakarta Imbas Demo Tapera di Patung Kuda

Begini Pengalihan Rute Bus Transjakarta Imbas Demo Tapera di Patung Kuda

Megapolitan
Massa yang Demo Tolak Tapera Putar Lagu Iwan Fals yang Berjudul 'PHK'

Massa yang Demo Tolak Tapera Putar Lagu Iwan Fals yang Berjudul "PHK"

Megapolitan
Demo Buruh Tolak Tapera, Polisi Tutup Jalan Menuju Istana Negara

Demo Buruh Tolak Tapera, Polisi Tutup Jalan Menuju Istana Negara

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres Korban Pemerkosaan Berulang Kali Menangis Saat Ditanya soal Pelaku

Siswi SLB di Kalideres Korban Pemerkosaan Berulang Kali Menangis Saat Ditanya soal Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com