Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Pendidikan DKI Akui Ada Kesalahan dalam Anggaran Honor "Programmer"

Kompas.com - 20/11/2015, 15:24 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budiman mengaku, ada kesalahan dalam anggaran honor tenaga ahli programmer yang disusun dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.

Dia mengaku bahwa seharusnya honor programmer bisa dihitung dengan lebih efisien.

"Itu kan kesalahan dalam penghitungan jadi terlihatnya enggak efisien. Harusnya enggak dikali seperti itu. Enggak ada motif kami mau nyolong-nyolong. Sekarang kan sudah lebih transparan," ujar Arie di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (20/11/2015).

Arie mengatakan, honor programmer bukan dikali dengan jumlah hari dan lokasi, melainkan dikali jumlah jam dan hari.

Selain itu, kesalahan lain yang juga dibuat Dinas Pendidikan DKI adalah soal penulisan nomenklatur. Misalnya, seharusnya nama kegiatan tersebut adalah "tenaga teknis", tetapi PNS di Dinas Pendidikan DKI malah copy paste dan menggunakan nama "tenaga ahli programmer" di beberapa kegiatan.

Oleh karena itu, Ari mengatakan bahwa anggaran menjadi tidak pas. Dia mengaku tidak menjelaskan hal itu kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Kamis malam tadi.

"Semalam itu mungkin saya grogi jadi enggak bisa jawab," ujar dia. (Baca: Ahok: Gila, Ada Anggaran Honor "Programmer" Rp 57 Juta untuk Enam Hari)

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku terkejut dengan adanya rancangan anggaran "tenaga ahli programmer" di dalam KUA-PPAS 2016.

Anggaran itu, kata dia, tercantum dalam anggaran dinas dan suku dinas pendidikan. Menurut Basuki, rancangan program itu merupakan modus satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk mendapat honor.

"Pakai nama apa tahu, enggak? Tenaga ahli programmer. Saya tanya itu buat apa. Itu buat scanner katanya. Anak saya 9 tahun bisa lakukan itu," kata Basuki di Balai Kota, Jumat.

Basuki lebih terkejut ketika melihat rancangan anggarannya. Satu harinya, tenaga ahli tersebut diberi honor Rp 400.000, kemudian dikali sesuai dengan jumlah hari dan lokasi. Satu orangnya, kata dia, bisa dibayar hingga Rp 12 juta untuk bekerja selama 4 hari.

"Saya bilang, ini gila aja. Seolah-olah orang-orang ini ada di semua lokasi. Ada juga yang kerja 6 hari dibayar Rp 57 juta," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Megapolitan
Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Megapolitan
Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil 'Live' Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil "Live" Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Megapolitan
Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Megapolitan
PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com