Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Pendukung Transjakarta Masih Tidak Memadai

Kompas.com - 01/02/2016, 17:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Meski telah menjadi andalan warga, sejumlah fasilitas pendukung bus transjakarta belum memadai.

Pantauan dalam beberapa hari terakhir, seperti di Halte Lebak Bulus, tidak ada fasilitas trotoar yang aman dan memadai.

Penumpang yang turun dan hendak melanjutkan perjalanan ke arah Tangerang Selatan harus berjalan berdampingan dengan kemacetan lalu lintas kendaraan di jalan tersebut.

Di Lebak Bulus, ruas trotoar yang sempit justru diokupasi untuk parkir sepeda motor dan tempat berjualan pedagang kaki lima.

Di halte ini juga tidak ada fasilitas park and ride yang memudahkan penumpang memarkir kendaraannya.

Selain itu, di kawasan ini juga tengah berlangsung proyek pembangunan transportasi massal cepat (MRT) yang berdampak terhadap area parkir bus transjakarta yang semakin sempit.

Berbeda dengan di Halte Lebak Bulus, fasilitas trotoar di Halte Harmoni cukup memadai. Trotoar selebar 1,5 meter-2 meter dimanfaatkan warga untuk berjalan saat masuk atau keluar halte.

Di pertokoan di sekitar halte pun tersedia lokasi parkir yang bisa digunakan untuk penitipan kendaraan para calon penumpang.

Trotoar menjadi elemen penting dalam mendukung penggunaan angkutan umum oleh masyarakat. Trotoar menjadi penghubung dari satu lokasi ke lokasi lain yang bisa dicapai dengan berjalan kaki.

Trotoar juga dibutuhkan untuk mencapai halte bus dan stasiun kereta api. Trotoar yang nyaman, hijau dengan deretan pohon teduh, amat dibutuhkan hadir di kota ini agar orang mau menggerakkan badan berjalan dan naik angkutan umum.

Integrasi setengah hati

Selain trotoar, integrasi transjakarta dengan angkutan umum reguler juga masih jauh dari harapan.

Kasatmata, ada begitu banyak angkutan umum, seperti bus-bus besar, sekelas metromini hingga sejenis mikrolet, berkeliaran di Jakarta, termasuk juga angkutan massal kereta api. Akan tetapi, tidak semua moda itu saling terhubung.

Saat turun dari Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, jika ingin melanjutkan perjalanan dengan transjakarta, maka calon penumpang harus turun dari stasiun berjalan keluar, menyeberangi jalan, kemudian baru menemukan tangga menuju jembatan ke arah halte transjakarta.

"Capek, mana tanda penunjuk arah halte busway juga ga ada," kata Kasih (37), ibu rumah tangga asal Pondok Aren, Tangerang Selatan, yang pada Sabtu (30/1) berwisata ke pusat Ibu Kota sekaligus ingin mengenalkan angkutan umum kepada putri tunggalnya, Sari (12). (DEA/JAL/NEL)

---------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 1 Februari 2016, dengan judul "Fasilitas Pendukung Masih Tidak Memadai".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk 'Trading'

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk "Trading"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com