Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat soal Pelecehan Seksual oleh Petugas Sekuriti Perempuan di Konser EXO’luXion

Kompas.com - 04/03/2016, 11:10 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Pemilik akun Facebook Titarubi menceritakan perlakuan buruk yang dilakukan oleh petugas keamanan perempuan terhadap teman dari anaknya saat menghadiri konser boyband asa Korea, EXO’luXion, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, 27 Februari 2016 lalu.

Dalam ceritanya, Titarubi menilai, petugas keamanan perempuan di sana sudah keterlaluan karena memeriksa sampai memegang kemaluan dan sengaja mempermalukan pengunjung perempuan di depan orang banyak.

"Ketika pemeriksaan security di konser EXO'LUXION di Jakarta kemarin ini, ada banyak yang mengalami pelecehan sexual. Saya sebagai salah satu orang tua dari anak yang menonton konser tersebut akan menuntut secara hukum kepada penyelenggara dan seluruh panitia atas perlakuan ini!!!!" demikian tulis Titarubi pada Selasa (1/3/2016) pukul 00.30 WIB.

Dalam tulisannya itu, Titarubi turut menyertakan screenshot obrolan di Line yang secara detail menceritakan tindakan oleh petugasperempuan di konser tersebut.

Berkaitan dengan peristiwa pemeriksaan keamanan di konser EXO'LUXION di ICE BSD Tanggerang pada tanggal 27 Februari...

Posted by Titarubi on Thursday, March 3, 2016

Menurut isi obrolan itu, pakaian dalam bagian atas si perempuan diperiksa sampai bagian tubuh yang sensitif dapat dilihat oleh orang lain di sana.

"Bh gue ditarik bagian depannya sampe payudara gue keluar dari bhnya," demikian salah satu penggalan dari chat tersebut.

Akibat pemeriksaan oleh petugas sekuriti perempuan yang seperti itu, orang yang diperiksa pun jadi perhatian petugas sekuriti laki-laki yang ada di dekat sana. Terlebih lagi, saat itu, dia memakai rok pendek, dan pemeriksaan juga dilakukan dengan cara yang tidak wajar.

"Selangkangan gue dipegang sampe ditekan. Gue udah marah2 gue meronta2 gue nangis gue gemeter. Gue lg nangis si security cowok malah blg ke gue ‘gak usah sok2 nangis mbak, udah sukur yang meriksa cewek, bukan saya yg periksa," demikian isi chat itu.

Titarubi mengaku sudah mengadukan hal tersebut kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk membantu pengusutan terhadap masalah ini.

Dia juga meminta agar orang lain yang turut merasakan hal serupa saat konser kemarin tidak takut untuk mengadu ke KPAI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com