JAKARTA, KOMPAS.com - Semua berawal dari adanya broadcast message yang mengatakan kantor "Teman Ahok" berada di atas lahan milik Pemerintah Provinsi DKI. Pesan berantai itu tersebar tanpa nama pengirim.
Dalam pesan tersebut dikatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah menyalahgunakan fasilitas negara demi kepentingan pribadi.
Bukan hanya kantor sekretariat Teman Ahok, kantor lembaga survei Cyrus Network juga berada di atas lahan yang sama. Kantor keduanya berada di dalam Kompleks Graha Pejaten, Jakarta Selatan.
Teman Ahok merupakan komunitas pendukung Basuki untuk maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI 2017. Sementara itu, Cyrus Network merupakan mitra kerja Jokowi-Basuki pada Pilkada DKI 2012.
Keduanya memiliki kaitan erat dengan gubernur DKI saat ini, Basuki Tjahaja Purnama. Kesan yang muncul dari kondisi ini adalah Basuki telah menggunakan aset Pemprov DKI untuk kegiatan politiknya.
Ahok, sapaan Basuki, mengonfirmasi kebenaran bahwa kantor Teman Ahok dan Cyrus Network berdiri di lahan milik Pemprov DKI. Namun, membantah bahwa hal tersebut merupakan bentuk penyalahgunaan wewenang.
Dia mengatakan bahwa sudah ada kerjasama dengan PT Sarana Jaya untuk mengelola kantor tersebut. PT Sarana Jaya yang kemudian menyewakan rumah-rumah di sana kepada pihak ketiga. Salah satu yang menyewa rumah di kompleks tersebut adalah Hasan Nasbi.
"Rumah itu sudah dipakai Hasan sejak waktu tim (pemenangan Jokowi-Basuki) dulu kayaknya. Jadi, Hasan bukan sewa sama DKI, tetapi sewa sama PT yang swasta," ujar Ahok.