Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok, Pilkada, dan Hak Prerogatif Megawati

Kompas.com - 26/05/2016, 09:21 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sering menceritakan kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Ahok mengatakan, kedekatannya dengan Megawati dan mendiang suaminya, Taufik Kiemas, bukan kedekatan politik.

Menurut Ahok, mereka sudah dekat sejak Ahok berencana mencalonkan diri pada Pemilihan Bupati Belitung Timur.

Bahkan, Ahok selalu meminta izin kepada Mega dan Taufik ketika ia menjadi anggota Partai Indonesia Baru (PIB), Golkar, serta Gerindra.

(Baca juga:Megawati Terima Gelar Doktor, Ahok Kirim Bunga)

Ahok masuk Gerindra ketika menjadi calon wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2012.

Kedekatan Ahok dengan Megawati dan Taufik Kiemas memunculkan spekulasi bahwa mantan bupati Belitung Timur itu akan menjadi kader PDI-P setelah hengkang dari Gerindra.

Yakin diusung Ahok

Menjelang Pilkada DKI 2017, Ahok sempat menceritakan keyakinannya bahwa ia akan diusung oleh PDI-P.

Ketika itu, Ahok mengungkit-ngungkit kedekatannya dengan Megawati, yang memiliki kewenangan untuk memilih cagub yang akan diusung PDI-P.

(Baca juga: Mengaku Dapat Restu Megawati, Ahok Merasa Mirip Risma )

Namun, pada akhirnya, Ahok memilih untuk maju melalui jalur independen bersama Teman Ahok. 

Saat menyatakan pilihannya itu, Ahok mengatakan bahwa ia sama saja mendapatkan tawaran menumpang Mercedes yang lengkap dengan sopir dan diantar sampai tujuan, apabila memilih maju Pilkada bersama PDI-P.

Sementara itu, apabila bersama relawan, ia mengibaratkannya dengan naik bus, yang mesti turun-naik di sejumlah terminal.

"Terus anak-anak ini jawabnya pinter, saya dibilang, ya naik mobil bagus bapak sendiri, kalau naik bus kan bareng masyarakat Pak, pilih masyarakat yang ramai dong Pak, masa kami sudah siapin, Bapak tolak," ujar Ahok, Sabtu (12/3/2016).

"Nah anak-anak ini kayak gini, ngeyel di rumah saya sampai 22.30 malem, ngotot, masa Bapak kami sudah kumpulin buat Bapak, kan Bapak bilang 1 juta, kami sanggup 1 juta lho. Kalau Bapak sudah tahu PDIP kasih, kenapa Bapak kasih kami, ya jujur dalam hati saya ya saya harus menghargai merekalah. Sekalipun saya kemungkinan bisa enggak ikut," ujar Basuki menirukan pernyataan Teman Ahok kepadanya saat itu.

Hak prerogatif Megawati

Halaman:


Terkini Lainnya

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com