JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah calon penumpang yang berencana mudik Lebaran dari Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, mengeluhkan sedikitnya loket penjualan tiket yang tersedia di terminal tersebut.
Iwan, salah satu penumpang yang ditemui di Terminal Pulogadung, mengungkapkan kekecewaan tersebut. Menurut dia, jumlah loket pembelian tiket di Terminal Pulogebang lebih sedikit dibanding loket di Terminal Pulogadung.
Iwan mengaku telah berkali-kali datang ke Terminal Pulogebang, terakhir pada pertengahan Mei 2016, namun hingga kini jumlah loket penjualan tiket juga ditambah.
"Ada sekitar 12-18 loket di sana, tapi faktanya tiket belum dibuka, terus katanya di waktu pertengahan puasa. Tapi saya datang lagi, eh nggak ada lagi (loketnya), ya akhirnya saya datang ke mari (Pulogadung) saja," ujar Iwan, Senin (4/7/2016).
Padahal, Iwan mengaku lebih menyukai Terminal Pulogebang, selain karena fasilitas yang lengkap dan nyaman, Pulogebang juga lebih dekat dari kediamannya jika dibandingkan dengan Terminal Pulogadung. Selain itu, jarak antara pintu keluar terminal dengan gerbang tol ia anggap relatif lebih dekat, sehingga bisa menghindari kemacetan.
"Saya ingin ke Jawa Timur, enakan Pulogebang, luas, terjangkau, kan langsung masuk tol. Jadinya nggak kena macet. Kalau disuruh pilih Pulogebang atau Pulogadung, ya saya milih Pulogebang," ujar Iwan.
Senada dengan Iwan, ada Endang Sri Wahyuni atau biasa dipanggil Indri. Indri mengatakan bahwa saat dia menunggu di Terminal Pulogebang, tidak ada satupun bus yang kosong.
"Saya tahu ada Terminal Pulogebang, tapi karena nggak ada tiket aja. Kalau di Pulogebang nggak bisa dipesan, jadinya langsung naik," ujar Indri.
Seorang petugas dari PO Sinar Jaya, Panggabean mengatakan, saat ini pihaknya hanya menjadikan Terminal Pulogebang sebagai transit saja. Panggabean menjelaskan, saat tiba di Pulogebang, seluruh tempat duduk telah terisi penuh dari Terminal Pulogadung.
"Yah mau bagaimana. Kadang sudah dipesan dari sana (Pulogebang) sekitar 15 kursi, tapi namanya orang mau naik ya kami tidak bisa halangi. Jadinya ya penumpang yang di Pulogebang nggak dapat tempat duduk. Mereka marah-marah memang, tapi bagaimana lagi," ujar Panggabean.
Terminal Pulogebang berdiri di atas lahan seluas 14,5 hektar. Sejak diresmikan pada 2013, terminal yang diklaim terbesar di Asia Tenggara itu belum difungsikan secara maksimal karena masih kekurangan fasilitas pendukung.