Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Bukit Duri Tertunda karena Gugatan Warga

Kompas.com - 14/09/2016, 17:32 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Penertiban surat peringatan ketiga (SP-3) penertiban permukiman di Bukit Duri ditunda karena adanya warga yang mengajukan gugatan class action ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Adapun SP-1 penertiban Bukit Duri telah diterbitkan sejak 30 Agustus 2016.

Kuasa hukum warga Bukit Duri, Vera WS Soemarwi mengatakan, gugatan itu didaftarkan dua hari setelah terbitnya SP-1. Warga Bukit Duri yang mengajukan class action menganggap Pemprov DKI Jakarta tidak transparan dan menyalahi prosedur penerbitan SP-1.

"Tidak ada sosialisasi, tiba-tiba pada 30 Agustus lalu rumah warga digedor-gedor dikirimkan SP-1," ujar Vera saat dikonfirmasi, Rabu (14/9/2016).

(Baca: Penertiban Bukit Duri Ditunda?)

Dalam surat peringatan yang ditandatangani oleh Kepala Satpol PP Jakarta Selatan Ujang Hermawan itu, warga RW 10, 11, dan 12 diminta membongkar sendiri seluruh bangunan yang ada di bantaran kali dalam jangka waktu 7 x 24 jam.

Vera mengatakan bahwa jalur hukum ditempuh agar Pemprov DKI menunda melakukan penetiban permukiman di Bukit Duri sampai ada putusan dari gugatan yang diajukan warga.

"Kalau tidak punya kewenangan terus dibongkar kan yo piye?" ucapya.

Vera berharap Pemprov DKI mengindahkan imbauan moral yang dinyatakan hakim Didiek Riyono agar Pemprov DKI tidak main kekuasaan. Gugatan di PTUN pun kini masuk dalam tahap provisi.

Hakim PTUN tengah meninjau keabsahan dan kewenangan Pemkot Jakarta Selatan menerbitkan SP-1.

"Saat ini sedang tahap provisi oleh hakim, hakim punya kewenangan untuk meminta Pemprov menunda SP-3 karena yang SP-1-nya sedang diperiksa kan," kata Vera.

PTUN diketahui telah melayangkan surat bernomor 102 TUN.1-2149/HK.06/IX/2016 tanggal 5 September atas surat Satpol PP Kota Administrasi Jakarta Selatan No. 1770/-1.758.2 tanggal 30 Agustus 2016 perihal Surat Peringatan 1.

Kompas TV Warga Gusuran Bertani demi Menambah Penghasilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com