JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan bahwa ia menjadi calon kepala daerah karena diundang oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera, bukan atas keinginan sendiri.
"Saya diundang untuk mengikuti proses pemilihan gubernur," kata dia seusai mengikuti tes psikologi di RSAL Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016).
Walaupun sempat berseberangan, Anies menyebutkan bahwa Gerindra dan PKS merupakan partai yang masih menjunjung Pancasila dan UUD 1945.
Ia menilai bahwa kedua partai itu memiliki komitmen menciptakan Jakarta yang lebih baik.
"Karena kita bicaranya untuk Jakarta, ketika saya diundang, saya nyatakan siap," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Pada masa kampanye Pemilu Presiden 2014, Anies pernah mengkritik Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus satu calon presiden saat itu, Prabowo Subianto.
Kritik itu disampaikan ketika Anies berada di pihak Joko Widodo, yang menjadi pesaing Prabowo. Anies antara lain pernah menyindir gaya kampanye Prabowo yang menggunakan memakai iklan selama bertahun-tahun.
"Kita tahu siapa Prabowo karena sudah beriklan selama 6 tahun di televisi terus-menerus. Cara berpolitik dengan biaya luar biasa mahal, tidak membuat politik menjadi lebih sehat," ujar Anies di sela-sela acara Rakornas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Jakarta, Kamis (29/5/2014).
Menurut Anies, uang dalam jumlah besar untuk beriklan itu seharusnya sudah bisa dialokasikan untuk bantuan pendidikan dan kesehatan.
"Tentu efeknya akan berbeda. Orang akan melihat ini sebagai pemimpin yang ideal," ujar dia yang saat itu masih menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.