JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dianggap dapat menjadi "kuda hitam" pada Pilkada DKI 2017. Beberapa pengamat mengatakan demikian karena Agus-Sylviana mampu menarik perhatian masyarakat sejak awal kemunculannya.
Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Oktober 2016 dengan responden dari seluruh wilayah di Jakarta, dukungan untuk Agus-Sylviana terus meningkat meski keduanya merupakan figur baru di dunia politik. Dalam survei LSI, dukungan untuk Agus-Sylviana mencapai 28,10 persen dari responden pemilih dengan kategori usia 20-29 tahun atau pemilih muda.
Adapun dukungan untuk bakal cagub-cawagub petahana pada Pilkada DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot, berada di urutan kedua dengan 22,80 persen dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menyusul dengan 21,10 persen.
Untuk kategori pemilih di usia 19 tahun atau di bawahnya, dukungan terhadap Agus-Sylviana mencapai 33,8 persen, sedangkan pasangan Anies-Sandiaga hanya 30,8 persen, dan Ahok-Djarot 27,8 persen.
"Kalau dilihat data, Agus kuat di pemilih di bawah 30 tahun. Artinya, dia menjadi idola pemilih di usia di bawah 30 tahun. Orang melihat sosok dia yang muda, berhasil, pintar dan sebagainya," kata Adjie, di kantor LSI, Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (4/10/2016).
(Baca: Seluruh Pimpinan Partai Pengusung Jadi Ketua Tim Pemenangan Agus-Sylvi)
Warga yang suka bernostalgia
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, juga menilai Agus-Sylviana layak disebut sebagai "kuda hitam". Sebab, pasangan itu unggul di beberapa polling di media sosial.
Ada beberapa faktor yang membuat pasangan Agus-Sylviana Murni harus diwaspadai pasangan cagub-cawagub lainnya pada Pilkada DKI 2017. Hendri mengatakan dukungan untuk Agus-Sylviana utamanya berasal dari partai pendukung.
Selain itu, Sylviana Murni ia nilai bisa menjadi sosok yang menarik suara dari kalangan birokrat. Pasalnya, Sylviana merupakan birokrat Pemprov DKI yang lebih lama daripada Ahok-Djarot. Faktor kedua adalah daya tarik Agus yang merupakan putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pesona SBY yang turun di Agus ini pasti enggak dilupakan masyarakat. Orang Jakarta ini kan mudah lupa, mudah memaafkan, dan suka nostalgia. Suka nostalgianya ini yang dimanfaatkan. Jadi memang Agus ini layak jadi 'kuda hitam'," ujar Hendri.
Hendri pun yakin, pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga, tak akan membiarkan Agus-Sylviana masuk dalam putaran kedua. Jika Agus-Sylviana berhasil masuk, Hendri mengatakan kemenangan seperti yang diraih Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI 2012 tidak mustahil terjadi lagi.
"Tahun 2012 kan begitu. Jokowi rendah elektabilitasnya eh ternyata dia nembus ke putaran kedua. Di putaran kedua ternyata paling banyak suaranya," ujar Hendri.