JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, yang terkena dampak proyek normalisasi Sungai Ciliwung mengikuti proses pengundian untuk menempati Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, Kamis (6/10/2016).
Para warga itu tergolong terlambat untuk menempati rusun dibanding warga lainnya yang sudah lebih dahulu. Pengundian untuk menempati rusun itu dilangsungkan di Rusun Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.
Warga tiba dengan menumpang bus sedang yang disediakan pihak kelurahan. Saat pertama tiba, warga tampak cukup antusias. Terlebih lagi setelah bertemu para tetangga dari Bukit Duri yang sudah lebih dulu pindah.
Linda (43), warga RT 06 RW 12 Bukit Duri, misalnya, berharap bisa satu blok dengan sesama warga RT 06 RW 12 yang lebih dahulu menempati rusun. Ia harap-harap cemas takut tidak bisa satu blok dengan tetangganya.
"Saya penginnya di Blok Merpati, biar satu blok sama tetangga saya dari RT 06. Kalau yang lain emang dari Bukit Duri juga, tapi gimana ya, beda RT," kata Linda kepada Kompas.com, di Rusun Rawa Bebek.
Soal tempat tinggal baru ini, Linda tak terlalu mempersoalkan. Perlahan-lahan ia yakin bisa beradaptasi, meski proses pengundian yang telat itu membuat ia dan kebanyakan warga yang baru mengundi hanya kebagian jatah di lantai paling atas. Sebab, lantai-lantai bawah rata-rata sudah penuh dengan warga lain dari Bukit Duri.
"Soal lantai saya enggak masalah, yang penting dapat satu blok sama tetangga saya yang dari RT 06," kata Linda.
Lain halnya dengan Wirli (37), warga RT 10 RW 12 Bukit Duri yang juga terkena penggusuran. Berdasarkan hasil pengundian, Wirli mendapat unit di lantai lima rusun.
"Gimana ya dapat lantai lima, kalau boleh bisa diubah," katanya dengan wajah kecewa.
Ia keberatan mesti naik turun tangga dari lantai paling atas karena mempunyai anggota keluarga yang usianya sudah lanjut. Namun, ia terpaksa menerima karena sistem menempati rusun memang dengan cara mengundi dan mereka mengikuti undian paling terlambat dibanding warga lain.
Mereka terlambat karena berbagai alasan. Linda mengatakan, dia sebelumnya bertahan di Bukit Duri karena diajak warga lain.
"Iya ditahan, kalau enggak bareng sama yang kemarin. Saya pas nganter teman yang duluan ke sini sudah pengin (di rusun)," kata Linda.
Wirli yang sempat mengontrak setelah rumahnya digusur akhirnya memutuskan masuk rusun.
"Awalnya mau ngontrak aja, tapi ya sudah ke rusun aja," ujar Wirli.
Dede Sumarna (40), warga RT 05 RW 12, malah tidak tahu kalau ada jatah pemberian rusun. Belakangan ia baru dapat kabar dari RT bahwa korban gusuran bisa pindah ke rusun.
"Karena saya sudah pindah duluan dari sebelum SP-1, pas waktu heboh-heboh mau digusur saya langsung ngontrak. Jadi baru tahu belakangan ini dari RT," kata Dede.
Mereka bertiga mengatakan bahwa kondisi Rusun Rawa Bebek itu layak untuk ditempati.
Setelah tiga bulan tinggal gratis di rusun, warga kemudian mulai membayar sewa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.