JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yakin layanan transportasi publik di Jakarta akan mengalahkan layanan taksi aplikasi.
Ia meyakini kondisi itu akan terjadi jika nantinya jumlah bus transjakarta sudah semakin banyak dan layanan mass rapid transit (MRT) sudah beroperasi.
"Orang akan lebih suka kalau ada transportasi publik yang nyaman dan harganya murah. Entah itu transjakarta, MRT, commuter line," kata Djarot saat menjadi pembicara pada kuliah umum dengan tema "Membangun Jakarta Masa Depan dengan Kaidah Good Government" di Kampus Universitas Prof Dr Moestopo Beragama di Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2016).
(Baca juga: Djarot: Sekarang, Rp 500.000 Sudah Bisa Pulang Bawa Motor)
Djarot pun menyebut taksi aplikasi akan mati dengan sendirinya suatu hari nanti.
"Ketika tidak ada penumpang, matilah dia. Saya pastikan yang seperti itu (taksi aplikasi) akan wafat dengan sendirinya," ujar Djarot lagi.
Pada kesempatan itu, salah satu peserta kuliah umum melontarkan pertanyaan mengenai upaya Pemprov DKI untuk mengatasi banyaknya mobil pribadi karena pemiliknya ingin terlibat dalam bisnis taksi aplikasi.
Menanggapi pertanyaan itu, Djarot mengatakan, untuk saat ini Pemprov DKI tidak bisa melarang keberadaan taksi aplikasi.
Apalagi, kata dia, kewenangan terkait regulasi berada sepenuhnya di Kementerian Perhubungan.
(Baca juga: Djarot: Kegiatan Industri Berat Harus Digeser ke Wilayah Lain)
Karena itu, Djarot menyatakan, hal yang bisa dilakukan oleh Pemprov DKI hanyalah berupaya menata transportasi publik.
"Makanya ada kebijakan sterilisasi jalur busway. Supaya perjalanan bus transjakarta lancar," ujar Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.