Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga karena Tak Punya E-KTP, 155.001 Pemilih di Jaksel Belum Masuk DPS

Kompas.com - 01/11/2016, 20:46 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah KPU Kota Jakarta Selatan menetapkan 1.599.920 daftar pemilih sementara (DPS), KPU Jaksel masih memiliki pekerjaan untuk memutakhirkan 155.001 pemilih yang belum terdaftar karena diduga tak memiliki e-KTP.

Kepala KPU Jakarta Selatan M Ikbal mengatakan, 155.001 orang ini belum bisa dipastikan masuk DPS karena saat pencocokan dan penelitian oleh petugas, mereka tak ada di lokasi atau keluarganya tak bisa membuktikan mereka punya e-KTP.

"Harapan kami warga yang saat ini belum memiliki e-KTP segera mengurus," kata Ikbal di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

(Baca juga: DPS Jakarta Pusat Sebanyak 757.898 Pemilih)

Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Selatan Sapto mencatat, ada 34.147 orang yang belum melakukan perekaman e-KTP.

KPU menargetkan pemutakhiran data rampung sebelum 26 November 2016. Untuk itu, akan dibuka layanan perekaman e-KTP hingga "jemput bola".

"Mulai Sabtu ini akan dilakukan pembukaan perekaman e-KTP. Nanti akan dipetakan kelurahan mana terbanyak. Rata-rata 1.000, tetapi lebih banyak juga ada," kata Sapto.

Ia juga menyampaikan, kebanyakan mereka yang belum memiliki e-KTP adalah lansia.

Oleh karena itu, pihaknya meminta para lurah untuk melaporkan warga yang memerlukan perekaman sehingga bisa didatangi ke rumah atau menggunakan layanan mobile.

(Baca juga: DPS Jaksel Mencapai 1,5 Juta Pemilih)

Jika saat penetapan DPT pada 6 Desember nanti masih ada pemilih yang belum memiliki e-KTP, Dukcapil akan mengeluarkan surat keterangan (suket) untuk menyatakan bahwa yang bersangkutan bisa tetap memilih pada 15 Februari 2017.

"Saya janji akan turunkan petugas untuk bantu tidak adanya surat keterangan bodong. Kami akan buka posko di tiap kelurahan untuk bantu verifikasi," ujar Sapto.

Kompas TV Di Balik Strategi Pilkada DKI-Satu Meja eps 162 bagian 3
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com