JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, menemui puluhan pengunjuk rasa yang menolak kedatangannya di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pengunjuk rasa yang sudah membawa spanduk penolakan itu diketahui bukan warga sekitar.
Djarot sempat berdisksui dengan salah satu tokoh pimpinan unjuk rasa. Pengunjuk rasa dipimpin oleh seorang pria paruh baya yang memakai baju kokoh putih dengan peci hitam. Ia lantas menanyakan Djarot.
"Sebagai wakil (gubernur untuk Ahok)?" tanya pria itu kepada Djarot, disaksikan kerumunan warga, Rabu (9/11/2016).
"Ya, betul," jawab Djarot.
Pria itu menyebut Djarot sama saja dengan Ahok.
"Lalu mau Bapak apa?" tanya Djarot.
"Saya kan menolak Ahok, karena (Djarot) satu group," kata pria tersebut.
Djarot lalu menjelaskan kepada pria itu bahwa kegiatannya berkampanye dan mengunjungi suatu wilayah manapun dilindungi oleh Undang-undang.
"Pak, kami ini dilindungin Undang-undang. Kemana pun saya boleh," ujar Djarot.
Pria itu berdalih, penolakan mereka tidak terkait pilkada DKI 2017, melainkan dugaan penistaan agama oleh Ahok.
"Kalau masalah penistaan agama, ini ada Pak Polisi, Pak. Sudah diproses oleh polisi. Gitu lho, Pak," jawab Djarot.
Djarot sempat berdiskusi dua kali dengan pendemo. Djarot tidak langsung pulang meski ada penolakan dari mereka. Djarot melanjutkan blusukan lagi di sekitar lokasi selama beberapa menit. Setelah itu, dia meninggalkan lokasi.