Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI Denny JA Terbaru: Elektabilitas Ahok-Djarot 10,6 Persen

Kompas.com - 18/11/2016, 16:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei setelah penetapan tersangka Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atas kasus dugaan penistaan agama.

Dari survei yang dilakukan periode 31 Oktober-5 November 2016 dengan melibatkan 440 responden, dukungan untuk Ahok turun dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen.

Survei LSI Denny JA itu memang dilakukan sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka. Namun, responden sudah ditanya perihal dukungan 'jika Ahok menjadi tersangka' kasus dugaan penistaan agama.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan, berdasarkan survei, penurunan dukungan untuk pasangan Ahok-Djarot setelah Ahok ditetapkan tersangka cukup signifikan.

"Sebelum Ahok tersangka, elektabilitas di angka 24,6 persen dan setelah menjadi tersangka hanya di angka 10,6 persen untuk pertanyaan terbuka, dan 11,50 persen untuk pertanyaan tertutup," kata Ardian, dalam jumpa pers di kantor LSI Denny JA di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (18/11/2016).

Dia menjelaskan, metode pertanyaan terbuka ialah menanyakan bagaimana dukungan terhadap Ahok jika jadi tersangka tanpa menyebutkan nama cagub dan cawagub dari kandidat lainnya. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disertai nama kandidat.

Alsadad Rudi Calon gubernur DKI Jakarta nomor dua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat kunjungan kampanye ke permukiman warga di Jalan Arabika Atas, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (17/11/2016) siang.
"Hasilnya, dukungan Ahok sama-sama turun di dua metode itu. Untuk pertanyaan terbuka suara Ahok turun ke 10,60 persen, dan untuk pertanyaan tertutup turun ke 11,50 persen, dari 24,60 persen," ujar Ardian.

Sebenarnya, lanjut Ardian, sebelum Ahok tersangka, dari survei pihaknya, tren dukungan untuk pasangan Ahok-Djarot sudah mengalami penurunan. Pada Maret 2016, pasangan Ahok-Djarot elektabilitasnya masih 59,3 persen. Namun, terus menurun.

Pada Juli 2016, elektabitas Ahok-Djarot 49,1 persen, Oktober 31,4 persen, dan November 24,6 persen. Berbeda dengan Ahok-Djarot, dua pasangan calon lainnya mendapat limpahan dukungan dari yang meninggalkan Ahok-Djarot.

Elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebelum Ahok tersangka, berada di 20,90 persen. Namun, setelah Ahok menjadi tersangka dukungan Agus-Sylvi mengalami peningkatan 30,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 32,30 persen (pertanyaan tertutup).

Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dari yang sebelum Ahok tersangka 20,00 persen, setelah Ahok menjadi tersangka meningkat menjadi 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup).

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni saat mendaftar di KPU DKI Jakarta, Jumat (23/9/2016). Agus dan Sylviana resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan bakal cagub dan cawagub Pilkada DKI Jakarta, setelah diusung oleh empat partai yakni Demokrat, PKB, PPP, PAN.
Sedangkan swing voters atau pemilih yang belum memutuskan, mengalami penurunan. Sebelum Ahok tersangka mencapai 34,50 persen, setelah Ahok tersangka menjadi 26,60 persen (pertanyaan terbuka) dan 25,10 persen (pertanyaan tertutup).

Alasan dukungan terhadap petahana merosot, lanjut Ardian, pihaknya menemukan ada lima hal. Pertama karena efek video pidato Ahok di Kepulauan Seribu itu sendiri. Kedua yakni adanya survei LSI yang menunjukan tingkat kesukaan terhadap Ahok menurun.

"Di bulan Oktober 2016, tingkat kesukaan Ahok sebesar 58,2 persen. Dan saat disurvei November 2016, tingkat kesukaan Ahok sudah di bawah 50 persen yaitu 48,30 persen," ujar Ardian.

Ketiga, Ardian menyatakan, ada kekhawatiran Jakarta di bawah Ahok, penuh gejolak sosial. "Keempat Agus dan Anies semakin menjadi pilihan untuk Jakarta yang stabil. Dan kelima citra buruk status tersangka," ujarnya.

Adapun survei dilakukan pada 31 Oktober-5 November 2016 dengan metode multistage random sampling. Jumlah respondennya sebanyak 440 orang, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner. Margin of error-nya kurang lebih 4,8 persen. Survei diklaim didanai oleh LSI Denny JA sendiri.

Garry Andrew Lotulung Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Kompas TV Beda Lembaga Survei, Beda Angka Elektabilitas?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com