Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ana Harus Selamatkan Adiknya yang Lumpuh Saat Kebakaran di Kapuk

Kompas.com - 18/11/2016, 20:26 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah Ana tampak lelah dan kotor. Baju kaus biru serta celana pendek bermotif bunga yang dikenakannya telah berwarna kehitaman, bekas arang dari kayu yang habis terbakar.

Sejak Jumat (18/11/2016) pagi, Ana sibuk mengais barang-barang yang tertimbun di bawah reruntuhan rumahnya. Ibu tiga cucu ini merupakan salah satu korban kebakaran yang melanda permukiman di RT 04 RW 15 di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, Kamis kemarin, sekitar pukul 09.30 WIB.

Ana menceritakan, kebakaran itu berlangsung sangat cepat. Rumah bertingkat dua yang dia tinggali selama 11 tahun habis terbakar dalam sekejap. Tak ada barang berharga yang bisa diselamatkannya kecuali sebuah lemari kecil berisi pakaian.

"Ya sudahlah, namanya juga musibah," kata Ana sambil terus memandang dengan tatapan kosong. Ana mengaku tak mementingkan harta benda yang telah dia kumpulkan selama puluhan tahun. Yang terpenting, katanya, keselamatan seluruh keluarganya.

Ana menceritakan, saat kebakaran, dirinya sedang berada di rumah. Teriakan warga sekitar membuat Ana terkejut. Di luar rumah, dirinya melihat nyala api begitu besar melalap puluhan rumah yang hanya berjarak 400 meter dari rumahnya.

Ana panik, suaminya saat itu tak ada di rumah. Hanya ada dia dan adiknya, Sani, yang lumpuh.

Ana meninggalkan seluruh barang berharganya. Ia meminta tetangganya mengangkut Sani ke luar rumah. Saat kebakaran, tak mudah mencari warga yang mau menolong. Semuanya sibuk menyelamatkan barang berharga masing-masing.

"Untung ada warga yang mau bantu. Ada tiga sampai empat orang mau bantu untuk angkat adik saya. Kalau tidak, saya enggak tahu apa yang terjadi," kata Ana.

Kini, Sani telah dipindahkan ke rumah kakaknya yang tak jauh dari rumahnya. Sementara itu, Ana dan anggota keluarga lainnya tetap ingin tinggal di atas puing reruntuhan rumahnya.

Ana memasang terpal bekas untuk melindungi diri dari panas dan hujan. Alasnya spanduk yang didapatkannya dari bantuan warga.

Ana belum tahu harus berbuat apa. Tak ada uang tabungan. Ana yang merupakan seorang ibu rumah tangga hanya berharap ada orang yang menggunakan jasa suaminya yang merupakan tukang urut keliling demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Anak mengatakan tak ingin meninggalkan bekas tempat tinggalnya itu.

"Kami sih inginnya tetap tinggal, enggak mau pindah, sudah lama di sini. Kami maunya tidur di rumah sendiri," kata Ana.

Korban kebakaran lainnya, Syarif, mengaku ingin bertahan di bekas rumahnya. Syarif berprofesi sebagai tukang ojek yang biasa mangkal di daerah Cengkareng. Syarif telah belasan tahun tinggal di RT 15.

Syarif berkeinginan kembali membangun rumahnya di lokasi yang sama, meski tahu hal itu membutuhkan kesabaran dan uang yang tak sedikit.

"Enggak apa-apa. Sedikit-sedikit dulu, pasti bisa dijalani, istikamah saja," ujar Syarif.

Dari data pengurus RT setempat, ada sebanyak 211 kepala keluarga (KK) atau 769 jiwa yang terdampak kebakaran itu. Sejumlah bantuan, seperti makanan, minuman, serta pakaian, telah disalurkan kepada korban kebakaran.

Bantuan itu didapatkan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dinas Sosial DKI Jakarta, hingga bantuan dari lembaga sosial dan perorangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Megapolitan
Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Megapolitan
Siswi SD Korban 'Bullying' di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Megapolitan
Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Megapolitan
Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang 'Berlubang' hingga Minim Penerangan

Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang "Berlubang" hingga Minim Penerangan

Megapolitan
Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Megapolitan
Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk 'Takedown' Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk "Takedown" Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Megapolitan
Polisi Periksa Ponsel Ibu yang Cabuli Anaknya, Cek Kebenaran Ada Perintah Bikin Video Asusila

Polisi Periksa Ponsel Ibu yang Cabuli Anaknya, Cek Kebenaran Ada Perintah Bikin Video Asusila

Megapolitan
Soal Spanduk Dukungan Anies Maju Pilkada Jakarta, Warga: Tak Etis, Belum Masa Kampanye

Soal Spanduk Dukungan Anies Maju Pilkada Jakarta, Warga: Tak Etis, Belum Masa Kampanye

Megapolitan
5 Saksi Turut Keracunan Massal di Bogor, Polisi Sempat Terkendala Gali Keterangan

5 Saksi Turut Keracunan Massal di Bogor, Polisi Sempat Terkendala Gali Keterangan

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardana Dilaporkan Gelapkan Dana, Kuasa Hukum Pertanyakan Pihak yang Mengaudit

Suami BCL Tiko Aryawardana Dilaporkan Gelapkan Dana, Kuasa Hukum Pertanyakan Pihak yang Mengaudit

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Polisi Pastikan Suami Pelaku Tak Terlibat

Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandung, Polisi Pastikan Suami Pelaku Tak Terlibat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com