Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Program Agus, Ahok, dan Anies di Bidang Pemberdayaan Warga

Kompas.com - 21/11/2016, 08:46 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski jarang jadi sorotan, pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan, RW, dan RT menjadi perhatian warga di tengah adu program calon gubernur DKI Jakarta.

Sejumlah warga berharap pemimpin Jakarta mendukung kegiatan masyarakat yang selama ini sudah berjalan, seperti perbaikan infrastruktur lingkungan, karang taruna, maupun pelatihan-pelatihan.

Apa program yang ditawarkan tiga calon gubernur DKI Jakarta di bidang itu?

Agus-Sylviana

Bila menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, Agus akan memberikan anggaran Rp 1 miliar per RW per tahun. Program ini berdasarkan banyaknya keluhan kepada Agus dari para komunitas yang kurang mendapatkan perhatian dan pemberdayaan saat di lapangan.

Padahal, kata dia, komunitas warga merupakan garda terdepan yang paling mengetahui permasalahan dan kebutuhan masyarakat di lingkungannya.

Anggaran itu untuk menjadikan komunitas sebagai basis pembangunan Jakarta.

Agus membantah bila programnya itu adalah bagi-bagi uang. Ia berpendapat, warga bisa mengelola sendiri dana yang dianggarkan untuk melakukan kegiatan dan memperbaiki infrastruktur di wilayahnya.

"Ini bottom up, masyarakat paling tahu permasalahan yang mereka hadapi. Permasalahan di satu komunitas tidak sama," kata Agus.

Ahok-Djarot

Sejak kampanye dimulai, pasangan Ahok-Djarot rajin blusukan meninjau permukiman warga. Solusi pasangan nomor dua bagi jalan rusak, saluran mampet, maupun kali kotor adalah melapor ke satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait melalui Qlue agar segera ditangani.

Terkait dengan program sosial, dalam visi misinya, Ahok menekankan perhatian khusus kepada para penyandang disabilitas. Ia menyebut infrastruktur dan pelayanan publik dalam berbagai sektor, seperti pendidikan dan transportasi, harus lebih mengakomodasi mereka yang berkebutuhan khusus.

Dalam program kebudayaan dan pariwisatanya, Ahok juga mencantumkan perlunya menjadikan kantor wali kota, lurah, dan camat sebagai tempat hiburan masyarakat secara reguler dengan pengelolaan PKL yang tertata rapi dan pertunjukan seni pada akhir pekan.

Pusat kebudayaan terpadu di tingkat lokal juga akan dibangun untuk tempat berkumpulnya pegiat dan penikmat seni. Ia juga menjanjikan pembinaan atlet-atlet berprestasi.

Adapun RPTRA yang kini diupayakan untuk ada di setiap RW juga akan jadi sentra kegiatan masyarakat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com