JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati mengatakan, ada 26 sekolah yang aliran listriknya diputus oleh PLN.
Menurut Susi, total tunggakan listrik 26 sekolah itu mencapai Rp 3 miliar.
"Ini bukan cuma satu sekolah, ada 26 sekolah. Hampir Rp 3 miliar karena kelalaian," ujar Susi ketika dihubungi, Selasa (22/11/2016).
(Baca juga: Ini Penjelasan Sudin Pendidikan soal Tunggakan Listrik Delapan Sekolah di Jaktim)
Penyebab tunggakan listrik adalah karena adanya kelalaian dari pihak Dinas Pendidikan DKI.
Anggaran untuk membayar biaya listrik tidak dimasukkan pada APBD DKI 2016 dan baru dimasukan pada APBD Perubahan DKI 2016.
Akhirnya, pembayaran listrik pun menunggak hingga 10 bulan. Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Bowo Irianto mengatakan, sebenarnya surat pencairan dana (SPD) sudah cair.
Saat ini, Dinas Pendidikan DKI sedang menyelesaikan permasalahan ini.
"SPD sudah cair, tadi pagi kami upaya negosiasi karena kaitannya dengan proses belajar mengajar. Rupanya keputusan untuk mengambil bahwa itu bisa disambungkan kembali atau tidak ada di PLN pusat di Gambir," ujar Bowo.
(Baca juga: Penjelasan Dinas Pendidikan DKI Soal Aliran Listrik di SMAN 48 yang Diputus )
Aliran listrik SMAN 48 di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, diputus oleh pihak PLN karena menunggak pembayaran. Nilai tunggakannya mencapai Rp 118 juta.
Akibatnya, kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Sebab, sejumlah peralatan sekolah beroperasi menggunakan listrik, seperti lampu, proyektor, kipas dan AC, absensi murid dan guru, air untuk kamar mandi, bel sekolah, dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.