Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Sarankan PNS Lepaskan Atribut jika Hendak Gunakan Hak Pilih

Kompas.com - 27/11/2016, 13:23 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI nomor pilih tiga, Sandiaga Uno, menyarankan agar setiap pegawai negeri sipil (PNS) ataupun pegawai yang bekerja di lingkungan Pemprov DKI melepaskan atributnya sebagai pegawai Pemprov DKI jika hendak menyampaikan hak pilihnya pada Pilkada DKI 2017.

Sandiaga menilai, meski PNS ataupun pegawai Pemprov diwajibkan untuk netral, tetapi mereka juga memiliki hak untuk memilih serta menyampaikan aspirasi.

"Secara konsepsi, semua yang bekerja untuk pemprov harus netral, tapi mereka ada hak aspirasi. Kalau mau disalurkan buka bajunya kali ya, tukar," ujar Sandiaga saat mendatangi warga di Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (27/11/2016).

Pernyataan Sandiaga untuk menanggapi kejadian sejumlah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Pemprov DKI yang diskors karena ikut berfoto sambil membawa spanduk kampanye pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI nomor pilih satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Sandiaga sendiri enggan berkomentar lebih jauh soal tim sukses Agus-Sylviana yang mengajak petugas PPSU untuk berkampanye. "Saya tidak mau berkomentar dinamika paslon (pasangan calon) lain. Kami (juga) tidak pernah mengkaryakan pasukan 'oranye' pada kegiatan kampanye kami," ujar Sandiaga.

Sebanyak 63 pasukan oranye diskors karena mereka kedapatan berfoto dengan spanduk bergambar wajah Agus dan Sylvi. Akibat foto itu, mereka dianggap tidak netral selaku pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Adapun calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, mengaku bersimpati atas puluhan pekerja penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU) yang diskors Pemprov DKI Jakarta.

Agus mengaku, timnya sudah menyiapkan bantuan untuk ke-63 petugas yang diskors. Namun, ia belum menyebut bentuk bantuan yang akan diberikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Pria di Kebon Jeruk Ditusuk hingga Tewas oleh Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Pria di Kebon Jeruk Ditusuk hingga Tewas oleh Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com