JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur Sandiaga Uno mengaku tak akan mengubah strategi kampanyenya bersama Anies Baswedan, terkait hasil survei Poltracking Indonesia yang menunjukkan elektabilitas Anies-Sandi di posisi ketiga.
Sandiaga yang selama ini paling aktif berkampanye di antara calon lainnya mengatakan, dalam hasil survei internal yang enggan dirilisnya, masyarakat menyukai calon yang dekat dengan rakyat. Oleh karena itu, Sandiaga akan tetap rajin blusukan.
"Survei kemarin bisa menjadi acuan dari apa yang diharapkan masyarakat. Karena mungkin kebutuhan terus berubah, juga tingkat preferensi harus kita tangkap. Minggu lalu bisa nomor satu, minggu depan lagi jeblok," ujarnya di Kebayoran Baru, Senin (28/11/2016).
Bagi Sandiaga, yang perlu ditekankan dari hasil survei bukanlah tingkat elektabilitas tiap-tiap cagub. Lebih penting daripada itu, jumlah undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihannya semakin besar.
Sandiaga mengatakan, kelompok ini harus disentuh dengan semakin sering menemui mereka dan menyerap aspirasinya.
"Kalau buat saya (blusukan) ini bukan untuk mendulang survei, tetapi menerima aspirasi masyarakat. Data yang saya pegang, 82 persen masyarakat ingin pemimpin yang ada di tengah mereka," ujarnya. (Baca: "Blusukan" ke Sawah Lio, Sandiaga Berjoget PPAP)
Lembaga survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei peta dukungan serta tren elektabilitas calon gubernur-calon wakil gubernur DKI jelang Pilkada DKI 2017. Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mendapatkan elektabilitas 27,29 persen, sepasang calon petahana Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat 22 persen.
Adapun elektabilitas calon nomor pilih 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mencapai 20,42 persen. Sebanyak 29,66 persen pemilih masih belum memilih.