Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan 4 Hari bersama Helikopter Bell 412EP

Kompas.com - 28/11/2016, 19:18 WIB

SAYA memiliki kenangan indah atas helikopter Bell 412EP nomor registrasi HA-5166, milik TNI AD yang hilang di pedalaman Kalimantan, Kamis (24/11/2016) lalu dan kemudian ditemukan jatuh pada Minggu (27/11/2016).

Ya, kenangan yang sulit terlupa juga kepada Kapten Pilot Letnan Satu Corps Penerbang (Cpn) Yohanes Syaputra, yang hingga berita ini ditulis, belum diketahui posisi, dan kondisinya.

Tiga bulan lalu. Ya genap tiga bulan. Dalam perjalanan dinas selama empat hari di perbatasan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Malaysia, 22 - 25 Agustus 2016, helikopter yang dioperasikan Pusat Penerbangan TNI AD ini menerbangi delapan titik perbatasan yang dijaga prajurit TNI.

Ketika itu, Pilot Yohanes didampingi Copilot Letnan Dua (Letda) Agus Budi, bersama tiga kru, yakni Kepala Teknik Serka Wiwin Triyono, Urusan Teknik Serda Pendi, dan Kelistrikan Avionik Pratu Rozikun.

Helikopter mengangkut dan mengantar Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Johny L Tobing selaku Panglima Operasional Pengamanan Perbatasan mengunjungi titik-titik penjagaan.

Johny disertai Asisten Operasional Kodam Kolonel Infantri Andi Gunawan, Komandan Brigade Infanteri 24/Bulungan Cakti Kolonel Infantri Aditya Nindra Pasha, dan Kasmin Kodam Mayor Mahmud.

Saya, ketika bertugas di Tribun Kaltim, bersama seorang teman wartawan televisi, turut serta. Hanya kami berdua wartawan, non militer, yang ikut rombongan.

Helikopter bertolak dari Pangkalan Udara Tarakan, Senin (22/8/2016) menjelang siang. Beberapa rute yang ditempuh di wilayah Kalimantan Utara antara lain Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tanah Tidung, Kabupaten Malinau.

Lalu tujuan akhir adalah Bandara Kalimarau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Semua titik itu masih relatif ramai, ibu kota kabupaten/provinsi.

Pada hari kedua, Selasa (23/8/2016) helikopter mendarat dan terbang ke 8 titik perbatasan seperti Bahsiok di Desa Long Pupung, Kabuapten Nunukan, kemudian pos Apauping, Long Latang dan Long Bulan, ketiganya di Malinau.

Kami menginap bersama para prajurit di pos perbatasan Long Bulan. Kami, termasuk Johny, perwira tinggi penyandang pangkat bintang dua, berbaur dengan prajurit pangkat teredah di kesatuan TNI, yakni golongan tamtama dan bintara seperti prajurit dan kopral.

Kami tidur, makan, dan mandi berbaur dengan mereka. Apa yang mereka alami, coba kami rekam dan alami dalam waktu kurang dari 24 jam.

Kami menginap, tetapi helikopter beserta kru tidak sempat mendarat sempurna. Heli menyentuh sedikit saja landasan dari papan berlandas batang-batang kayu yang rapuh. Heli tetap menyala, tapi kami lima orang penumpang turun segera, sambil merunduk. Heli lalu kembali ke Lanud Tarakan.

TRIBUNNEWS.COM/ DOMU D. AMBARITA Heli Bell 412 EP registrasi penerbangan HA-5516 dalam foto tanggal 23 Agustus 2016.
Para prajurit yang taat menjalankan ajaran agama, yang bertugas di pos pengaman ini, mengisahkan banyak cerita misteri. Berjarak sekitar 200 meter dari pos yang dijaga 15 anggota TNI untuk sekali masa tugas selama 9 bulan, terdapat lokasi jatuhnya helikopter. Insiden itu tiga tahun lalu, Sabtu, 9 November 2013.

Lokasi jatuhnya heli, sekitar 200 meter dari pos pengamanan perbatasan Long Bulan, Kecamatan Bahauhulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Tempat ini, sering dikunjungi perwira dan anggota TNI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com