JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Kamis (8/12/2016), merilis penerimaan dan pengeluaaran selama masa kampanye hingga 30 November 2016.
Sejak dimulai kampanye pada akhir Oktober hingga 30 November itu, Anies-Sandi telah menghabiskan dana Rp 19,03 miliar. Pertemuan tatap muka atau sosialisasi dengan warga menjadi pengeluaran terbesar, yaitu 39 persen atau sekitar Rp 7,11 miliar.
"Saya tanya sama bendahara, berapa sih satu titik kita blusukan, kami pelajari rata-rata setiap titik Rp 5 juta. Sekarang kita coba efisienkan, kita lihat bisa di-cut cost-nya," kata Sandiaga di Posko Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.
Setelah pertemuan tatap muka dengan warga, pengeluaran terbesar kedua habis pada penyebaran bahan kampanye kepada umum sebesar Rp 6,65 miliar. Bahan kampanye yang dimaksud berupa banner, spanduk, kaos, dan poster.
Sandiaga melaporkan ia tidak mengalokasikan dana kampanye sama sekali untuk iklan di media massa, rapat umum, maupun pembelian kendaraan dan pembelian aset. (Baca: Belum Masa Kampanye, Sandiaga Sudah Keluarkan Dana Puluhan Miliar untuk Pilkada DKI)
Untuk pembelian peralatan yang tidak dirincinya, pasangan Anies-Sandiaga menghabiskan Rp 16,5 juta. Gaji untuk konsultan dan survei internal sendiri masuk ke dalam pos kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan, dan lain-lain, yang jika dijumlahkan sebesar Rp 3,21 miliar.
"Budget belum ada, tapi di KPUD ada ada limitasi anggaran maksimal Rp 200 miliar, kami akan pastikan seefektif mungkin, di bawah pagu yang ditetapkan KPUD," kata Sandiaga.