Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Dukungan dari Kader Nasdem, Sandiaga Sebut Berdemokrasi Harus Menghargai Keberagaman

Kompas.com - 28/12/2016, 20:22 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menilai sikap sejumlah kader Partai Nasdem yang mendukung dia dan Anies Baswedan sebagai sebuah contoh nyata dalam berdemokrasi.

Sehingga, Partai Nasdem seharusnya bisa menyikapi hal itu dengan bijak, tanpa harus merasa tersinggung.

"Kami tidak memecah belah (partai) kok. Bukannya demokrasi itu harus menghargai keberagaman? Jadi, saya lihat bahwa di sinilah kematangan kita dalam berdemokrasi diuji," kata Sandi kepada Kompas.com, Rabu (28/12/2016).

Dia turut mengungkapkan, selama ini, sudah ada kader partai politik lain yang mendukung dia bersama Anies dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Partai politik yang dimaksud di antaranya PDI Perjuangan dan Golkar, di mana keduanya merupakan bagian dari koalisi parpol pengusung dan pendukung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Sikap menghargai keberagaman ikut berlaku jika hal yang sama terjadi pada kader Partai Gerindra dan PKS, parpol pengusung Anies-Sandi, punya pilihan politik lain.

"Demokrasi ini kan harus sejuk. Kalau ada kader yang memilih tidak sesuai dengan arah partai, tentunya harus disikapi secara dewasa dan matang," tutur Sandi. (Baca: Dukung Anies-Sandi, Kader Partai Nasdem Ini Lepas Baju Kotak-kotak)

Sebelumnya, Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Nasdem DKI Jakarta Bestari Barus keberatan atas kehadiran Sandi dalam acara deklarasi sepuluh ketua DPC Partai Nasdem di Jakarta Timur, kemarin.

Menurut Bestari, tindakan Sandi tergolong penistaan politik karena sejak awal Partai Nasdem menyatakan mendukung Basuki-Djarot. Bestari juga hendak melaporkan Sandiaga ke Bawaslu DKI Jakarta terkait pemakaian nama Partai Nasdem dan hadir pada acara tersebut tanpa seizin Partai Nasdem.

Namun, ketika dikonfirmasi pada Rabu petang, Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti mengaku belum menerima laporan Bestari. (Baca: Nasdem Akan Beri Sanksi Kader yang Deklarasi Mendukung Anies-Sandi)

Kompas TV Sandiaga Temui Pedagang Pasar Tradisional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com