JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kunjungannya ke permukiman padat penduduk di Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ditanya soal tingginya kerawanan kebakaran di kawasan ini.
"Tingkat preventifnya pasti rata-rata mereka lupa mencabut barang elektronik. Sehingga membuat korsleting dan kebakaran," kata Sandiaga di Tambora, Jumat (30/12/2016).
Sandiaga mengatakan kepadatan hunian Tambora, sebagai salah satu yang tertinggi se-Asia Tenggara, menyebabkan api cepat merambat dan menimbulkan kebakaran hebat.
Pemadaman pun juga sulit karena keterbatasan akses. Sandiaga mengatakan penataan permukiman yang sesuai dengan keinginan warga.
"Maka ini peran masyarakat untuk cepat tanggap dalam persoalan kebakaran. Semua masyarakat di daerah perumahan mau pun padat penduduk seperti ini masuk ke aspek-aspek yang sangat mendasar, pendidikan kebakaran," ujarnya.
"Bagaimana mereka harus bekerja sebagai subyek yang aktif, bagaimana mau dibangun," lanjutnya. (Baca: Permukiman Padat Penduduk di Tegal Parang Kebakaran)
Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, Kecamatan Tambora termasuk dalam satu dari 56 kelurahan yang rawan kebakaran dengan potensi 15 RW yang raawn kebakaran.
Berdasarkan intensitas atau kejadian kebakaran, Kecamatan Tambora juga belum memiliki pos pemadam kebakaran.