JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah coba ditata dengan dibangunnya trotoar yang luas, pada kenyataanya kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat tetap masih semrawut oleh banyaknya pedagang kaki lima yang memenuhi trotoar.
Kondisi Tanah Abang yang semrawut ini belakangan mulai marak dibicarakan di media sosial. Kebanyakan netizen mengeluhkan keberadaan PKL yang mengurangi kenyamanan para pejalan kaki.
Menurut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Jupan Royter, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bukannya tak berbuat apa-apa terkait kondisi tersebut.
Ia menyebut jajarannya sudah cukup sering menindak PKL. "Kita bersama pejabat di wilayah sudah pernah melakukan penertiban. Karena itu pedestrian kan. Trotoar itu kan dibuat lebar, dikasih lampu terang, dibuat supaya cantik dan indah bukan untuk PKL, tapi untuk pejalan kaki," kata Jupan kepada Kompas.com, Sabtu (31/12/2016).
Jupan mengatakan upaya yang sudah mereka lakukan bukan hanya yang bersifat persuasif. Tetapi juga dengan menyita dagangan pedagang dan mengenakan sanksi tindak pidana ringan.
"Cuma daerah Tanah Abang itu kan tahu bersama. Sudah disita, masuk gudang Cakung, dikenakan sanksi tipiring, sudah dilakukan berulang kali. Cuma masih tetap balik lagi," keluh Jupan.
Karena itu, Jupan menilai saat ini yang perlu dilakukan untuk menata Tanah Abang adalah menumbuhkan kesadaran di kalangan para PKL sendiri.
Jupan berharap PKL menyadari bahwa pemerintah kini berupaya menjadikan Tanah Abang sebagai ikon Indonesia.
Ia mencontohkan saat Presiden Joko Widodo mengajak sejumlah kepala negara sahabat untuk datang ke tempat tersebut, salah satunya Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Tanah Abang ini kan bukan lagi cuma ikon Jakarta, tapi ikon Indonesia. Jadi mari kita jaga bersama. Jangan dibikin semrawut," kata Jupan.
Menurut Jupan, Pemprov DKI sebenarnya tidak melarang PKL untuk berjualan. Namun, seharusnya jangan sampai keberadaan mereka tidak diimbangi dengan kesadaran untuk tertib, apalagi sampai mengganggu kenyamanan pejalan kaki.
"Tidak dilarang untuk berjualan. Tapi jangan sampai mengganggu estetika kota. Kan ini sudah dibenerin untuk keindahan untuk kenyamanan pejalan kaki," pungkasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.