Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Bulan Pasca-penggusuran, Begini Kondisi Bukit Duri

Kompas.com - 06/01/2017, 17:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah ditertibkan pada September 2016 lalu, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, masih dalam pengerjaan pada Jumat (6/1/2017). Sebagian daerah yang berbatasan langsung dengan Sungai Ciliwung sudah dibangun turap, selebihnya masih berupa rangka hingga tanah urukan.

Pantauan Kompas.com pada Jumat sore, pengerjaan oleh sejumlah tukang bangunan masih berlangsung. Beberapa alat berat di sana pun masih beroperasi menumpuk dan menguruk tanah di pinggir Sungai Ciliwung.

Beberapa rumah bekas penertiban masih dibiarkan begitu saja. Ada yang setengah bagian rumahnya bolong, ada yang sudah ditembok lagi oleh penghuninya. Sebagian besar rumah semi-permanen di sana masih ditempati.

Salah satunya Ridwan (57) yang tinggal bersama orangtua dan saudaranya.

"Saya bukan yang punya surat, di sini ngontrak doang," kata Ridwan.

Dia mengontrak rumah semi-permanen dengan bahan dasar kayu itu seharga Rp 200.000 sebulan. Menurut Ridwan, dia sudah tinggal di Rusun Rawa Bebek, tempat relokasi sebagian warga bekas penertiban Bukit Duri silam. Namun, dia masih sering bolak-balik ke Bukit Duri untuk membantu saudaranya berjualan.

"Dagang pecel lele di depan. Bolak-balik rusun tiap hari," tutur Ridwan.

KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana lokasi penggusuran permukiman di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan yang masih dikerjakan oleh kontraktor pada Jumat (6/1/2017) sore. Gugatan warga Bukit Duri terhadap Pemprov DKI atas penertiban tersebut dikabulkan oleh PTUN.
Menurut dia, warga Bukit Duri yang masih bertahan ada yang memang pengontrak dan ada juga yang mengaku punya surat-surat kepemilikan rumah dan tanah di sana. Mereka yang memiliki surat tinggal bersama di beberapa rumah berukuran besar yang difungsikan sebagai kontrakan di sana.

Sepanjang menyusuri kawasan Bukit Duri yang ditertibkan, kondisi jalan masih berbatu, penuh tanah, dan becek. Menurut salah seorang ibu bernama Minah (43), daerah di sana sudah tidak banjir lagi ketika hujan.

"Banjir sudah enggak, tapi jalanan becek semua. Soalnya masih pada ngeruk tanah, pas hujan tuh becek semua, licin," tutur Minah. (Baca: Warga Bukit Duri Menang di PTUN, Pemprov DKI Harus Ganti Rugi)

Ada dua rumah ibadah berupa musala yang dibiarkan berdiri di sepanjang kawasan penertiban, ketika bangunan lain yang segaris dengan musholla telah rata dengan tanah. Pengadilan Tata Usaha Negara baru-baru ini menyatakan mengabulkan gugatan warga Bukit Duri terhadap surat peringatan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Jakarta Selatan kepada mereka.

Majelis hakim membatalkan SP (Surat Peringatan) 1, 2, dan 3 tersebut karena dinilai melanggar undang-undang. Adapun kawasan Bukit Duri sudah digusur pada September 2016. Rumah-rumah warga yang memenangi gugatan sudah rata dengan tanah.

Kuasa hukum warga Bukit Duri, Vera Wenny Soemarwi, mengatakan bahwa hakim mewajibkan Pemprov DKI untuk memberikan ganti rugi. Menanggapi putusan PTUN, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi berencana mengajukan banding. (Baca: Warga Bukit Duri Menang di PTUN, Pemprov DKI Akan Ajukan Banding)

Kompas TV Warga Bukit Duru Bertahan Meski Rumahnya Digusur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com