JAKARTA, KOMPAS.com — Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 1, Kedoya, Jakarta Barat, memanfaatkan teknologi dalam pelayanannya. Masyarakat pun dapat lebih terlibat dalam membantu pekerjaan pegawai panti.
Selama ini, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dicari dan dijemput oleh petugas penjangkau dari suku dinas sosial tiap wilayah DKI Jakarta. Namun, sejak ada Qlue, masyarakat sering turut melaporkan keberadaan PMKS.
"Begitu menerima laporan dari masyarakat, kami langsung mengirim petugas ke lokasi untuk menjemput PMKS tersebut," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Abdul Hakim, kepada Kompas.com, pekan lalu.
Tak hanya memanfaatkan Qlue, pihak panti juga menggunakan media sosial Twitter. Melalui akun @bangundayaa1, foto dan identitas PMKS yang baru datang ke panti rutin ditampilkan.
"Harapannya, ada keluarga atau pihak yang mengenal PMKS tersebut dan bisa menjemputnya," ucap Abdul.
Upaya ini terbukti efektif. Sudah cukup banyak PMKS yang berhasil ditemukan keluarga atau tetangganya dari Twitter. (Baca: Menengok Pembinaan di Panti Sosial Kedoya)
Selain itu, sistem informasi antar-panti sosial juga sudah terintegrasi. Jika ada pihak keluarga yang menanyakan PMKS di satu panti sosial, pegawai panti bisa membantu mencari orang tersebut di panti lain dengan bantuan sistem.
Abdul mengatakan, pihak panti selalu berharap dapat menghubungkan PMKS dengan keluarga. Maka dari itu, dengan bantuan sistem dan media sosial, keinginan tersebut diharapkan dapat semakin mudah diwujudkan.