JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pejalan Kaki telah mendeklarasikan 22 Januari sebagai hari pejalan kaki nasional. Tepat pada Minggu (22/1/2017) ini, Koalisi Pejalan Kaki bersama beberapa komunitas lain mengampanyekan tertib berlalu lintas demi terwujudnya kota yang ramah bagi pejalan kaki.
Selain Koalisi Pejalan Kaki, komunitas-komunitas lainnya yang turut berkampanye di perempatan Jalan M Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, yakni Jarak Aman, Gerakan Pramuka, Busmania, dan Car Free Day Indonesia.
Mereka membawa kertas dengan berbagai tulisan dan menunjukkannya kepada para pengendara saat lampu merah. Tulisan-tulisan itu antara lain "Trotoar untuk Pejalan Kaki", "Hormati Pejalan Kaki", "Save Pedestrians", dan lainnya.
Koordinator Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mengatakan, para pengendara saat ini masih belum tertib berlalu lintas dan tidak ramah bagi pejalan kaki.
"Saya kira ini juga cukup prihatin bagi pejalan kaki karena mentalnya para pengendara itu tidak cukup baik. Jadi masih 'nyelonong boy'," ujar Alfred di Jalan M Ridwan Rais, Minggu.
"Saya kira ini butuh wujud kesadaran masyarakat bahwa para pejalan kaki itu ya memang salah satu bagian dari yang tidak terpisahkan di jalan raya, karena trotoar itu adalah pendukung jalan raya," kata Alfred. (Baca: Koalisi Pejalan Kaki Gelar Aksi Tabur Bunga dan Doa Bersama di TKP Afriyani)
Selain mengampanyekan tertib berlalu lintas, Koalisi Pejalan Kaki dan komunitas-komunitas lainnya juga menggelar doa bersama dan aksi tabur bunga untuk memperingati lima tahun tragedi maut di halte Tugu Tani yang merenggut sembilan korban meninggal dan empat lainnya mengalami luka berat akibat tertabrak mobil yang dikendarai Afriyani (22/1/2012) silam.