JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono berkomentar mengenai data kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta pada tahun 2016.
Budi mengatakan, sebenarnya dia belum mengetahui data tersebut. Data itu dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan disebarkan melalui situs data.jakarta.go.id.
"Tetapi begini, bus yang kami operasikan sudah bertambah, sterilisasi sudah dibantu polda, jumlah penumpang tambah. Jadi potensi terjadinya kecelakaan bisa saja bertambah," ujar Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (25/1/2017).
(Baca juga: PT Transjakarta Tanggung Pengobatan Pedagang yang Tertabrak Saat Demo FPI )
Budi mengatakan, hal yang terpenting adalah perbaikan untuk kemudian hari, misalnya dengan mengedukasi warga untuk tertib dalam menyeberang.
Budi mengatakan, PT Transjakarta juga akan meningkatkan koordinasi dengan polisi untuk sterilisasi jalur transjakarta.
"Pasti dari polisi polda, Dishub, dan Transjakarta akan menyosialisasikan, kalau ada separator di koridor harus hati-hati," ujar Budi.
Data kecelakaan melibatkan bus transjakarta yang dikeluarkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada laman data jakarta.go.id menunjukkan bahwa angka kecelakaan pada 2014 sebanyak 770 kecelakaan.
(Baca juga: Sumarsono Minta PT Transjakarta Evaluasi Meningkatnya Kecelakaan)
Angka itu turun pada 2015 menjadi 418 kecelakaan. Pada 2016, tercatat angka kecelakaan kembali meningkat menjadi 783.
Beberapa koridor tercatat punya angka kecelakaan cukup tinggi. Koridor VI Ragunan-Latuharhari pada 2014-2016 angka kecelakaannya mencapai 278 kecelakaan.
Koridor IX Pinang Ranti-Pluit tercatat sebanyak 266 kecelakaan. Sementara itu, untuk koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni, Dishub mencatat angka kecelakaan sebanyak 250 kecelakaan.