Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Good Governance Itu Pendekatan '90-an, Sekarang adalah Open Governance"

Kompas.com - 27/01/2017, 20:54 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Moderator debat kedua calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, Tina Talisa, menanyakan kepada cagub-cawagub nomor pemilih tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno terkait profesionalisme, kompetensi, dan potensi PNS di DKI Jakarta.

Dalam pertanyaan itu, disebutkan melalui data Badan Kepegawaian Daerah 2016, dari 1.128 PNS dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintahan, hanya 11,52 persen memiliki kinerja yang baik. Sedangkan 34,57 persen PNS memiliki potensi yang rendah dan cenderung tidak bisa mendukung pemerintahan.

"Bagaimana pendapat paslon soal birokrasi di Jakarta. Apa yang akan dilakukan terhadap PNS yang memiliki potensi dan kompetensi yang rendah?" ujar Tina.

Anies menyatakan, pemerintahan yang tidak kompeten membutuhkan lebih sekadar good governance. Menurut dia, sistem good governance adalah pendekatan lama. Sistem yang ingin Anies buat ialah open governance. Sistem itu mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan.

"Good governance itu pendekatan '90-an sekarang open governance di mana pemerintah dan masyarakat bekerja sama membangun wilayah dan negara," ujar Anies.

Anies menilai tidak hanya dengan iming-iming tunjangan kinerja, tetapi pemimpin merangkul. Anies menjelaskan, ada tiga cara untuk menyelesaikan masalah kompetensi dan potensi birokrasi, yaitu melibatkan publik, pemimpin memberikan arah motivasi, dan menyiapkan pelatihan terus-menerus sesuai bidangnya.

"Semua provinsi harus ada pengembangan dan pengembangan dikaitkan dengan bidang yang dikerjakan," ujar Anies.

Sebelumnya pasangan nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, menyebut perlunya penataan birokrasi dengan pendekatan good governance.

Kompas TV Anies Baswedan: Pantai Bebas Biaya bagi Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com