JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor pemilihan dua, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah Abuya KH Saifuddin Amsir, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Selasa (31/1/2017).
Anies datang terlebih dahulu, sebelum acara dimulai. Sementara itu, Sandiaga tiba saat acara tengah berlangsung. Dalam acara tersebut, Anies diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutannya.
(Baca juga: Relawan Anies-Sandi Sambut Prabowo)
Dalam sambutannya itu, Anies menyebut Jakarta dipandang seolah-olah merupakan tempat yang baru dibangun.
Padahal, Jakarta sudah memiliki sejarah panjang, termasuk sejarah betawi. Namun, Anies menyebut Jakarta tidak memiliki pusat sejarah dan kebudayaan Betawi.
"Jakarta bahkan tidak punya pusat kebudayaan Betawi. Kalau tanya di mana pusat kebudayaan Betawi, enggak ada tempatnya," ujar Anies.
Oleh karena itu, apabila terpilih menjadi gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies akan membangun pusat kebudayaan Betawi tersebut.
Dengan demikian, semua orang yang datang ke Jakarta akan mengetahui sejarah Jakarta yang juga merupakan sejarah masyarakat Betawi.
Anies juga menyampaikan bahwa menurut dia, saat ini kegiatan keagamaan di Jakarta dibatasi.
"Mau takbiran malam lebaran dibatasi, mau ada acara Idul Qurban di sekolah dibatasi, mau pakai baju takwa hari Jumat di sekolah dibatasi, majelis taklim di kelurahan, kecamatan, kota, terbatas," kata dia.
Anies berjanji dia dan Sandiaga akan mengubah aturan yang membatasi tersebut. Dia ingin pemerintah membangun suasana keagamaan yang berlandaskan Pancasila.
(Baca juga: Spanduk Anies-Sandi Banyak Terpampang di Pasar Ikan)
Dalam kesempatan tersebut, Anies juga meminta doa restu kepada para tokoh dan seluruh jemaah yang hadir agar bisa menjadi calon gubernur yang menjalankan amanah dengan baik.
"Insya Allah kami menginginkan Jakarta kembali terasa sebagai kota yang menjunjung tinggi adab, kami ingin maju kotanya, bahagia warganya dengan dilandasi iman dan takwa," ucap Anies.