Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Litbang "Kompas": 25 % Pemilih Agus-Sylvi Beralih ke Anies-Sandi, 9 % ke Ahok-Djarot

Kompas.com - 09/02/2017, 09:36 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan adanya penurunan elektabilitas pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan satu DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Dalam survei yang dilakukan pada 28 Januari-4 Februari 2017, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 28,2 persen. Angka tersebut menurun 8,9 persen jika dibandingkan survei Litbang Kompas pada 7-15 Desember 2016 yang menunjukkan elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 37,1 persen.

Analisis terhadap penurunan yang dialami Agus-Sylvi mengungkapkan, terdapat sekitar 25 persen responden yang mengalihkan dukungannya kepada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Kemudian, 9 persen pemilih Agus-Sylvi beralih memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan 4 persen berubah menjadi pemilih bimbang.

Meskipun tergerus, pasangan Agus-Sylvi tetap didukung 62 persen responden yang pada survei Desember 2016 lalu memilih pasangan ini.

Perubahan pola dukungan tidak lepas dari situasi politik yang berkembang di masyarakat dan berbagai aksi kampanye yang semakin memperjelas sosok dan komitmen mereka dalam memimpin Jakarta.

Hasil survei ini juga mengungkapkan pertimbangan responden memilih kandidat. Dari sejumlah kriteria yang disebutkan, kriteria yang populer disebutkan responden antara lain pengalaman memimpin daerah/instansi pemerintah, latar belakang pendidikan, serta reputasi dan perjalanan karier.

Semua kriteria yang disebutkan responden akhirnya tervisualisasi melalui penampilan terbuka ketika kampanye atau debat publik. Bagi responden yang hadir dalam kampanye atau menyaksikan debat, preferensi mereka untuk memilih pasangan calon semakin kuat.

Penampilan kandidat secara terbuka menjadi penting bagi publik untuk menilai dan mempertebal keyakinan pada sosok yang diidealkan menjadi pemimpin.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka terhadap 804 responden minimal berusia 17 tahun yang tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta.

Responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih tetap (DPT) DKI Jakarta.

Survei menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error (nirpencuplikan penelitian) lebih kurang 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi. (LITBANG KOMPAS)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Februari 2017, di halaman 5 dengan judul "Peta Dukungan Pemilih Berubah".

Litbang Kompas Survei Litbang Kompas - Elektabilitas Calon Gubernur DKI Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com