TANGERANG, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura II tengah membangun akses penghubung landasan pacu atau runway di Bandara Soekarno-Hatta, yakni east cross taxiway. Akses baru ini akan menghubungkan landasan pacu utara dan selatan bandara di sisi timur guna mempermudah pergerakan pesawat dan mempersingkat waktu menuju terminal satu ke terminal lain.
Dengan begitu, waktu keberangkatan penumpang yang biasanya harus menunggu padatnya pergerakan pesawat di apron, bisa lebih singkat. Waktu lepas landas dan mendarat pesawat juga tidak terlampau jauh dari jadwal yang seharusnya.
"East cross taxiway akan membuat operasional pesawat semakin efisien di samping meningkatkan on time perfomance maskapai sehingga juga berujung pada peningkatan pelayanan kepada penumpang pesawat," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin kepada Kompas.com, Jumat (10/2/2017) pagi.
Awaluddin menargetkan east cross taxiway mulai difungsikan pada 2018 sejalan dengan rencana pembangunan yang dilakukan dalam tiga tahap, yakni Tahap I pada 2016–2017, Tahap II pada 2017–2018, dan Tahap III pada 2022–2023.
Dia juga mengungkapkan, east cross taxiway sudah bisa dilalui pesawat setelah pengerjaan Tahap I dan Tahap II rampung. Pengerjaan Tahap III sendiri merupakan pembangunan untuk penambahan jalur, dengan total biaya untuk east cross taxiway sebesar Rp 1,15 triliun.
Saat ini, akses penghubung landasan pacu di Bandara Soekarno-Hatta baru ada satu, yakni west cross taxiway di sisi barat. Dengan ramainya penerbangan di Soekarno-Hatta, membuat pesawat kerap antre untuk melewati satu cross taxiway.
Dengan adanya east cross taxiway, pergerakan pesawat di apron bisa lebih cepat sehingga berpengaruh pada efisiensi waktu persiapan keberangkatan pesawat. (Baca: Juni 2017, "Skytrain" Akan Beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta)
Pembangunan east cross taxiway sejalan dengan rencana pengelola bandara yang ingin meningkatkan pergerakan pesawat, dari 72 pesawat (take off and landing) per jam menjadi 86 pesawat per jam pada November 2017 mendatang.
Sebagai gambaran, setiap kali pesawat mau lepas landas, petugas ATC (air traffic controller) akan mengarahkan pilot untuk menuju titik tertentu di landasan pacu. Setelah itu, pesawat belum bisa langsung terbang karena mempertimbangkan keramaian lalu lintas udara dan kondisi di apron.