JAKARTA, KOMPAS.com - Massa pendukung Basuki Tjahaja Purnama tak lagi memenuhi Jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, seperti biasanya saat sidang kasus penodaan agama berlangsung.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pendukung Basuki alias Ahok yang datang hanya sekitar 30 orang.
Menurut salah seorang pendukung Ahok, Mulyono, ada empat hal yang menyebabkan massa pendukung Ahok yang datang tak sebanyak biasanya.
"Ada instruksi supaya tidak boleh dan tidak perlu menghadiri sidang Ahok yang ke-10, hari ini," kata Mulyono, kepada wartawan, Senin (13/2/2017).
Menurut Mulyono, saat ini masa tenang Pilkada DKI. Ahok yang menjadi terdakwa kasus penodaan agama merupakan salah satu calon gubernur pada Pilkada DKI. Sehingga, kalau pun ada pendukung yang datang, tidak memakai atribut yang akan melanggar masa tenang pilkada ini.
Mengenai kehadirannya bersama pendukung Ahok lainnya, Mulyono mengatakan hal itu dilakukan untuk berjaga-jaga agar tidak ada pihak tertentu datang berpura-pura sebagai pendukung.
"Kami berjaga-jaga seandainya ada pihak tertentu yang berpura-pura mendukung dan mengenakan atribut kampanye, makanya kami berjaga-jaga," ujar Mulyono.
Jika ada yang datang dengan atribut kampanye pihaknya akan meminta untuk pulang. Namun, dia optimistis yang datang tidak ada yang mengenaka atribut kampanye. Kalau pun ada, dia mencurigai mereka bukan massa pendukung Ahok.
"Kalau pun ada kita akan tanya ketua organisasinya apa," ujar Mulyono.
Ia menyebut, hari ini juga tidak ada mobil komando. Oleh karenanya, tidak ada orasi di barisan pendukung Ahok.
Pantauan Kompas.com, pendukung Ahok di luar sidang tidak terlihat mengenakan atau membawa atribut kampanye Ahok-Djarot. Massa terlihat duduk-duduk di trotoar sambil ngobrol-ngobrol.
Sementara di sisi lain, massa kontra Ahok dari ormas keagamaan sudah datang. Jumlahnya lebih banyak dari pendukung Ahok, dan mereka berorasi.