Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Akui Sempat Salah Masukkan Data, 266 Suara Jadi 7.266

Kompas.com - 20/02/2017, 15:33 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPU DKI Jakarta Dahliah Umar mengatakan, sempat ada kesalahan input data "real count" Pilkada DKI Jakarta pada laman Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU. Kesalahan input data tersebut terjadi di TPS 10 Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

"Kemarin ada salah input data. Jadi yang harusnya 266 suara, ditulis 7.266 suara satu TPS. Jadi itu tidak mungkin di satu TPS ada 7.266, yang benar adalah 266 suara," ujar Dahliah di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Senin (20/2/2017).

Kesalahan input data tersebut yakni pada pasangan cagub-cawagub Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Perolehan suara Anies-Sandi yang benar yakni 266, bukan 7.266. Kesalahan tersebut kini telah diperbaiki di laman Situng.

Selain itu, ada beberapa kesalahan input data lainnya, seperti penambahan dan pengurangan, yang juga diperbaiki.

"Angka-angka itu bisa salah input atau salah tulis itu sangat sangat mungkin antara 13.023 TPS ya. Kami berharap (sekarang) semua 100 persen sudah tepat, tidak ada yang salah menulis angka atau penulisannya maksudnya angkanya A kemudian di-input B," kata dia.

Dahliah menuturkan, hasil real count melalui laman Situng bukan hasil resmi dari KPU DKI Jakarta. Hasil tersebut hanya sebagai gambaran informasi bagi masyarakat. Dalam real count melalui laman Situng dimungkinkan adanya kesalahan input data tersebut.

"Kalau di sistem IT itu apa yang tertulis dalam berita acara, itu yang di-input," ucap Dahliah.

Apabila ada kesalahan, perbaikan tersebut dilakukan dalam rekapitulasi berjenjang dari tingkat kecamatan hingga provinsi. Perbaikan dilakukan melalui rapat pleno yang dihadiri pengawas pemilu dan saksi ketiga pasangan calon.

Hasil rekapitulasi manual itulah yang menjadi hasil resmi Pilkada DKI Jakarta.

"Kalau ada kekeliruan di tingkat PPS, maka akan dikoreksi di tingkat kecamatan. Maka kalau ada koreksi di tingkat kecamatan, hampir bisa dipastikan tentu ada perbedaan angka antara yang di sistem IT dan yang manual," tutur Dahliah. (Baca: KPU DKI: Ada Upaya untuk Meretas Server KPU)

Berdasarkan data di laman Situng KPU pada Senin ini, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni meraih perolehan suara 17,07 persen atau dipilih oleh 936.531 pemilih.

Kemudian, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 42,96 persen suara atau dipilih 2.357.695 pemilih.

Sementara itu, pasangan calon nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno meraih 39,97 persen atau 2.193.490 suara. Mulanya, pada saat data masuk 100 persen pertama kali, Agus-Sylvi meraih perolehan suara 17,05 persen, Ahok-Djarot 42,91 persen, dan Anies-Sandi 40,05 persen.

Kompas TV Dalam pernyataan terbarunya KPU DKI Jakarta membolehkan warga yang telah antre untuk bisa tetap memilih meskipun melewati pukul 13.00. Ketua KPU DKI Jakarta Soemarno mengatakan TPS dibolehkan menerima pemilih yang masih mengantre. Namun tidak boleh membuka antrean baru setelah pukul 13. 00 WIB. Kesalahpahaman yang terjadi di beberapa TPS hingga kini masih dipelajari oleh pihak KPU. Bila terbukti kesalahan ini murni oleh petugas KPPS maka petugas tidak akan dilibatkan lagi dalam pemilu berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com