JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai normalisasi sungai berdampak baik dalam mengurangi titik banjir di Jakarta. Dia membantah komentar calon gubernur DKI Anies Baswedan yang menyebut program penuntasan banjir di Jakarta belum berhasil.
"Ah enggak usah ngomonglah, capek jadi politik. Kamu ngerti matematika enggak sih? Dari 2.000-an (titik banjir) jadi 400-an, dari 400 tinggal 80-an, kalau normalisasi enggak bener, apakah bisa turun tinggal 80?" ujar Ahok di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta, Senin (20/2/2017).
Ahok mengatakan kebijakan normalisasi juga bukan berasal dari dia sendiri. Melainkan juga para ahli yang ada di pemerintah pusat. Jika normalisasi dinilai gagal menuntaskan banjir, Ahok mengatakan itu berarti mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat juga.
"Kalau normalisasi enggak bener, berarti seluruh orang pintar di negeri ini salah semua. Kementerian PU pintar-pintar, merancang ini, berarti salah semua," ujar Ahok.
"Sekarang kalau dari 2.000 berkurang jadi 80, itu berarti berhasil," kata Ahok. (Baca: Ahok Akan Datangi Lokasi Banjir dan Minta Warga Dukung Normalisasi)
Calon gubernur DKI Anies Baswedan mendapat laporan dari RW setempat bahwa proyek normalisasi di Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur, mulai berhenti sejak tahun 2012.
Tahun 2014, proyek itu disebut berhenti total. Menurut Anies, pemerintah seharusnya bisa memastikan proyek tersebut terlaksana.
Program normalisasi, kata Anies, tidak bisa dilihat dari progres keseluruhan, tetapi harus dari tahun per tahun. Setiap tahunnya, berapa persen target dan yang sudah terlaksana.
Dengan begitu, dia mengatakan, antara rencana setiap tahun dan realisasi di lapangan bisa dilihat, apakah proyek itu berhasil berjalan atau tidak. (Baca: Anies Dapat Laporan RW, Proyek Normalisasi Kali Sunter Berhenti Tahun 2014)