Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pendekatan Kubu Ahok dan Anies "Merebut Hati" Parpol Pendukung Agus-Sylvi

Kompas.com - 27/02/2017, 05:48 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - KPUD DKI Jakarta telah melaksanakan rekapitulasi proses penghitungan suara tingkat provinsi pada Minggu (26/2/2017).

Dari proses tersebut, Pilkada DKI Jakarta 2017 dipastikan berlangsung dua putaran, dengan kandidat yang masih bertarung yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Sementara itu, pasangan calon yang tersisih pada putaran pertama adalah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Empat partai politik pengusung Agus-Sylvi, yakni Partai Demokrat, PKB, PPP, dan PAN, sekarang jadi incaran lobi politik oleh kubu Basuki-Djarot maupun Anies-Sandi.

(Baca juga: Agus-Sylvi Tak Lolos, PAN Jakut Alihkan Dukungan ke Anies-Sandi)

Sesaat setelah sejumlah lembaga survei menggelar hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta 15 Februari 2017 silam, upaya memperebutkan dukungan sudah terjadi.

Usaha yang paling nampak adalah dari kubu Anies-Sandi, dengan beberapa kali lobi politik yang membuahkan deklarasi dukungan dari partai politik tingkat kota/kabupaten di DKI Jakarta.

Deklarasi dukungan di antaranya ada dari DPC PKB Jakarta Selatan, DPC PAN Jakarta Utara, serta sejumlah DPC PPP di Jakarta.

Sikap DPC dalam menyatakan dukungan kepada Anies-Sandi ini ditanggapi beragam, terutama oleh pengurus parpol tingkat provinsi.

DPW PKB DKI Jakarta misalnya, tidak mengakui dukungan DPC dan menegaskan belum ada sikap resmi mengenai arah dukungan.

Sementara itu, DPW PAN DKI Jakarta berpendapat sah-sah saja DPC bersikap dan malah akan jadi bahan pertimbangan sebelum DPW menyatakan sikap resmi mereka.

Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mohamad Taufik, sebelumnya menyampaikan, lobi politik dalam rangka meraih dukungan parpol pengusung Agus-Sylvi dilakukan dari bawah ke atas. Dia meyakini strategi seperti ini efektif.

"Kami sepakat untuk garap (dukungan) di tingkat wilayah dulu baru nanti diteruskan ke DPP," kata Taufik pada Rabu (22/2/2017).

Strategi ini berbeda dengan apa yang dilakukan kubu Basuki-Djarot. Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Basuki-Djarot, Bestari Barus, pihaknya fokus berkomunikasi dengan pengurus pusat parpol pengusung Agus-Sylvi.

Menurut Bestari, jika DPP sudah bersikap, biasanya pengurus ranting akan mengikuti keputusan pengurus pusat.

"Setelah nanti diputuskan pimpinan partai, mereka akan ikut. Kami kan menyasarnya ke DPP mereka. Enggak usah terburu-buru, kami sedang lakukan komunikasi juga. Tunggu saja beberapa hari ke depan mungkin sudah terlihat siapa mendukung siapa," tutur Bestari pada Minggu (26/2/2017).

(Baca juga: Djarot: Partai Pengusung Agus-Sylvi Belum Ada yang Deklarasi Pindah Dukungan)

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara tingkat provinsi untuk Pilkada DKI Jakarta, pasangan Agus-Sylvi memeroleh 17,05 persen suara.

Pasangan Basuki-Djarot mendapat 42,99 persen suara, sedangkan pasangan Anies-Sandi meraih 39,95 persen suara.

Dukungan empat parpol pengusung Agus-Sylvi diyakini bisa jadi salah satu cara untuk unggul pada putaran kedua Pilkada DKI 2017 nanti.

Kompas TV Lantas apa yang membuat Partai Demokrat masih bimbang menentukan arah dukungan di putaran kedua Pilkada Jakarta? Untuk membahasanya, Kompas Petang akan berbincang dengan Wakil Ketua Umum DPP Demokrat, Roy Suryo dan pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com