Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Bamukmin: Saya Ditanya Ejaannya Gimana, Saya Jawab PIZZA HUT

Kompas.com - 02/03/2017, 19:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris DPD FPI DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin membantah bahwa dirinya pernah dengan sengaja mengubah ejaan Pizza Hut menjadi Fitsa Hats.

Hal itu dilontarkannya saat datang memenuhi panggilan Polres Metro Jakarta Selatan untuk dimintai keterangan sebagai saksi pelapor kasus dugan pencemaran nama baik dan pelanggaran UU ITE yang dituduhkannya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2017).

Ditemui sebelum masuk ke ruang pemeriksaan, Novel kembali menjelaskan saat dirinya diminta keterangan saat proses pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP) kasus dugaan penodaan agama.

Pada saat itu, Novel menyatakan bukan dirinya yang menulis ejaan Fitsa Hats di BAP. Melainkan seorang anggota polisi.

"Yang mengetik itu tidak bertanya lagi penulisan yang benar gimana. Saya pikir selesai. Begitu di pengadilan saya ditanya lagi sama penasehat hukum terdakwa soal Pizza Hut itu. Saya ditanya ejannya gimana, saya bilang P.I.Z.Z.A H.U.T. Emang ada masalah? (Kuasa hukum Ahok bertanya) ada ini penulisannya beda. Saya benerin selesai jadi ejaan yang benar," tutur Novel.

Kasus "Fitsa Hats" bermula saat Novel hadir menjadi saksi pelapor persidangan kasus penodaan agama dengan terdakwa Ahok pada 3 Januari lalu. Saat itu usai persidangan, Ahok menceritakan riwayat pekerjaan Novel. (Baca: Ahok Sindir Novel soal Kerja di "Pizza Hut", tetapi Ditulis "Fitsa Hats")

Menurut Ahok, Novel pernah bekerja sebagai karyawan di Pizza Hut. Namun, Ahok menilai Novel malu mengakui hal tersebut. Sebab dalam keterangan yang ada di BAP, lokasi tempat kerja yang tertulis adalah "Fitsa Hats". Novel membantah pernyataan Ahok. 

Karena itulah ia melaporkan Ahok. Novel mengaku tidak menyangka Ahok akan melontarkan pernyataan mengenai Fitsa Hats itu usai persidangan. Karena awalnya ia mengira masalah tersebut selesai saat dirinya mengklarifikasi di sidang.

"Pikiran saya selasai. Tapi ternyata terdakwa ini mengambil kesimpulan sendiri seolah-olah saya malu. Padahal saya tidak pernah malu kerja dengan orang non Islam," ucap Novel.

Saat memenuhi panggilan Polres Metro Jakarta Selatan, Novel didampingi tim kuasa hukum dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA). Ia terpantau masuk ke ruang pemeriksaan sekitar pukul 13.30. Sampai sekitar pukul 16.30, Novel dan kuasa hukumnya terpantau terpantau belum keluar dari ruang pemeriksaan. (Baca: Pengacara Ahok: "Fitsa Hats" Fakta Persidangan, Lucu kalau Dilaporkan)

Kompas TV Tulis â??Fitsa Hatsâ??, Ahok Sindir Novel Malu Kerja di 'Pizza Hut'
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com