JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, memaafkan sejumlah orang yang sempat menghalangi dan menyorakinya saat akan masuk ke lokasi acara haul Presiden kedua RI Soeharto sekaligus peringatan Supersemar di Masjid At Tin, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017) malam.
Djarot menanggapi insiden tersebut dengan tenang dan menganggap orang yang menghalanginya sebagai saudara.
"Kita harus jawab dengan perilaku yang baik, dengan senyum, dengan sapa. Mereka juga saudara kita, warga kita," kata Djarot, di sela-sela berkampanye di Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2017).
(baca: Djarot Disoraki Saat Hadiri Pengajian Peringatan Supersemar)
Djarot mengatakan ingin meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW yang sabar menghadapi orang-orang yang menentangnya.
"Apa yang saya terima itu kecil, enggak ada apa-apanya dibandingkan yang dicontohkan oleh Rasul. Beliau dihina, bahkan dilempari kotoran, dicaci maki, bahkan mau dibunuh, enggak apa-apa. Karena itulah kita ingin meneladani ajaran Rasul untuk memperbaiki, menyempurnakan akhlak kita semua," ujar Djarot.
(baca: Djarot: Yang Undang Enggak Ribut, Kok Orang Lain Ribut?)
Sebelum meminta orang memperbaiki akhlak, Djarot ingin memulainya dari diri sendiri. Dia menyatakan tidak ingin menyalahkan siapa-siapa terkait insiden pada Sabtu malam tersebut.
"Maafkan saja, ya enggak apa-apa," ujar Djarot.
"Doakan supaya segera diberikan hidayah, diberikan cahaya supaya terbuka hatinya sehingga bisa menerima kita semuanya, sebagai sesama warga bangsa. Mereka itu juga saudara saya, sebangsa dengan saya," ujar Djarot.
Saat menghadiri acara tersebut, Djarot sempat disoraki dan dihalangi masuk ke dalam lokasi acara di Masjid At Tin, TMII, Jakarta Timur. Namun dia akhirnya berhasil masuk.
Menurut Djarot, undangan yang dia terima adalah undangan VIP. Djarot mengatakan tujuannya hadir ke acara itu adalah untuk menghormati keluarga Soeharto yang mengundangnya dan ingin mengikuti acara shalawat serta zikir nasional untuk negeri.
Saat berhasil masuk ke dalam masjid, Djarot bercerita dia sempat dihampiri oleh Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto. Kata Djarot, Titiek berterima kasih karena dia telah hadir memenuhi undangan.