Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keinginan Ahok-Djarot Bentuk "Pasukan Merah" dan Isu Penggusuran

Kompas.com - 20/03/2017, 09:57 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berencana membentuk "pasukan merah" setelah aktif kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Pasukan Merah ini merupakan petugas yang dibentuk guna membantu warga memperbaiki rumah mereka.

Ahok menyampaikan, pasukan merah nantinya sama seperti petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) yang direkrut oleh kelurahan.

Mereka akan digaji senilai upah minimum provinsi (UMP) tiap bulannya. Petugas ini berperan merenovasi rumah warga, terutama mengganti atap rumah warga dengan baja ringan.

"Mungkin nama masih PPSU. Tapi unit khusus (merenovasi) bangunan, (dengan) warna (seragam) merah," kata Ahok, di XXI Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2017).

(Baca juga: Ahok Akan Bentuk "Pasukan Merah" di Jakarta, Ini Kata Sandiaga Uno)

Ahok mengatakan, ia berencana menciptakan pasukan merah ini karena tak bisa merealisasikan program kampung deret.

Menurut Ahok, Pemprov DKI Jakarta lebih baik memberi barang dibandingkan uang. Dengan demikian, lanjut dia, program tersebut tak disalahgunakan.

Adapun biaya perbaikan bangunan berasal dari anggaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta.

Ahok menambahkan, dibentuknya pasukan tersebut juga untuk membantah rumor negatif yang beredar di masyarakat.

Menurut Ahok, selama ia blusukan, banyak warga mengira bahwa Ahok akan menggusur perkampungan.

Padahal, kata Ahok, dia berniat membantu warga memperbaiki rumah mereka dengan membentuk pasukan tersebut.

"Fitnahnya malah saya mau bongkar semua kampung, justru saya mau perbaiki untuk atap. Kalau misalnya atap kamu bocor enggak mau perbaiki, kami akan ada orang yang datang perbaiki," ujar Ahok.

Calon wakil gubernur petahana DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan merekrut 20 warga tiap kelurahan untuk dijadikan pasukan merah.

Keluarga para petugas itu akan diberi tunjangan kesehatan dan pendidikan. "Syaratnya apa? Masih kuat dan mau bekerja. Ijazah perlu enggak? Enggak perlu, yang penting bisa baca tulis," ujar Djarot.

(Baca juga: Djarot Bilang Tak Perlu Ijazah untuk Jadi "Pasukan Merah" )

Pemprov DKI Jakarta sebelumnya telah membentuk "pasukan warna warni" di lingkungan Pemprov DKI.

Pasukan tersebut ialah "pasukan oranye" atau petugas Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU) di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, "pasukan biru" di Dinas Sumber Daya Air, "pasukan ungu" di Dinas Sosial DKI Jakarta, dan "pasukan hijau" di Dinas Kehutanan DKI Jakarta.

Kompas TV Paslon DKI Jalin Komunikasi dengan Tokoh Politik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com