Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Pedofil, Orangtua Harus Hati-hati Unggah Foto Anak di Medsos

Kompas.com - 29/03/2017, 14:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait meminta para orangtua berhati-hati menggunakan media sosial, khususnya dalam mengunggah foto-foto anak.

Menurut Arist, kadang di media sosial seperti Facebook, sejumlah orangtua mengunggah foto anak dalam keadaan pakaian terbuka, misalnya saat sedang mandi, tanpa memikirkan dampaknya.

Hal itu, lanjut Arist, karena adanya anggapan foto anak kecil yang terbuka tanpa mengenakan pakaian merupakan hal biasa. Padahal, para pelaku pedofil justru dapat memanfaatkan foto-foto anak seperti itu.

 

Baca: Dampingi Korban Pedofil Grup Facebook, LPSK Jalin Komunikasi dengan Polisi

"Di Indonesia itu masih permisif. Seks dianggap kalau penetrasi. Tapi kalau mempertontonkan anak mandi di kamar mandi dianggap hal biasa. Padahal, bagi paedofilia, melihat hal itu pun kebutuhan biologisnya tercapai," kata Arist dalam konfrensi pers di kantot LPSK, Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (29/3/2017).

Karenanya, Arist mengimbau para orangtua menghindari posting foto anak yang tidak mengenakan pakaian atau terbuka.

"Komnas Perlindungan Anak meminta waspada kepada ibu-ibu yang memposting gambar anak-anaknya ke media-media itu," ujar Arist.

 

Baca: Mensos: Pedofil Online Itu Sadis dan Jahat, Harus Dihukum Berat

Apalagi Arist melihat bahwa kasus pedofil di group facebook Official Lolys Candy itu terhubung dengan group lain serupa di negara luar.

"Artinya bisa dipastikan bahwa paedofilia yang menggunakan Facebook, yang menggunakan media sosial, sudah masuk ke dalam taraf internasional dan Indonesia berada pada tahap itu," ujar Arist.

Di Indonesia, lanjut Arist, daerah yang tercatat pernah terjadi kasus sasaran pelaku paedofil seperti Jakarta, Bali dan Lombok. Tak hanya orang asing yang jadi pelaku, orang terdekat pun menurutnya bisa jadi pelaku.

"Yang perlu diwaspadai itu predatornya juga justru dari orang terdekat yang kenal," ujar Arist.

Baca: 4 Foto Anak yang Tidak Boleh Diunggah ke Medsos

Kompas TV Sapa Indonesia akan membahas semakin maraknya paedofil di media sosial.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com