JAKARTA, KOMPAS.com - Jika ada laporan tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Kurniawan Muhammad harus bergegas menindaklanjuti laporan tersebut. Sebagai petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S), rutinitas sehari-hari Kurniawan adalah menangani PMKS.
P3S sendiri belum lama ini bergabung menjadi "pasukan ungu", satuan tugas baru yang dibentuk Pemprov DKI di bawah naungan Dinas Sosial DKI Jakarta. Kurniawan bekerja sebagai pasukan ungu untuk wilayah Jakarta Timur.
Ia sudah berpengalaman menangani PMKS sejak menjadi anggota P3S tahun 2011. Pria yang juga anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) P3S itu mengatakan selalu saja ada laporan masuk tentang kasus PMKS, misalnya menangani pengamen, pengemis, gelandangan, atau orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).
Kurniawan selalu berupaya menangani PMKS yang ada secara persuasif, khususnya bila berhadapan dengan PMKS lansia atau ODMK. Kesabaran, kasih sayang, dan jiwa sosial menurutnya harus tertanam pada diri seorang P3S.
Kurniawan pernah menangani seorang lansia yang kondisinya memperihatinkan. Ia menindaklanjuti laporan bahwa ada seorang PMKS berusia 60 tahunan yang menempati sebuah rumah kosong. Kondisi orang itu memperihatinkan.
"Kondisinya sudah enggak bisa ngapa-ngapain, buang air (sembarangan) di situ. Enggak ada sanak saudara. Akhirnya kami bantu membersihkan," kata Kurniawan saat ditemui Kompas.com di Jakarta Timur, Rabu (5/4/2017).
Kurniawan mengatakan, PMKS perempuan itu kemudian dirujuk ke Panti Usaha Mulia (PUM) Cengkareng.
Beberapa bulan kemudian, kata Kurniawan, ia ke panti PUM dan sempat menengok kondisi ibu yang ia selamatkan dari rumah kosong itu. Keadaannya telah berubah. "Kondisinya sudah berubah, penampilannya terawat dan bersih," kata Kurniawan. Ia pun merasa senang dan puas.
Menurut dia, cara menangani PMKS berbeda-beda. Namun pada intinya diperlukan kesabaran dan kasih sayang.
Kurniawan paling banyak menemukan pengamen. Kelompok pengamen, kata dia, agak sulit ditangani. Mereka punya kebiasaan untuk mengulangi perbuatannya setelah terjaring operasi padahal biasanya di panti sudah menjalani proses pembinaan.
Petugas P3S juga tidak luput dari ancaman. Kurniawan mesti berhati-hati jika berhadapan dengan gerombolanan anak punk-jalanan.
"Yang kami takutkan bawa senjata tajam, jadi butuh ketelitian jangan sampai kami lalai," ujar Kurniawan.
Tahun 2013 ia pernah dikeroyok saat hendak menjaring seorang PMKS di Pasar Gembrong, Jatinegara. Saat itu warga yang terprovokasi memukili Kurniawan dan seorang temannya.
"Banyak yang senang dengan kerjaan kami tapi ada juga yang enggak suka," ujarnya.
Sunarti, petugas TRC P3S Sudin Sosial Jakarta Timur, juga punya kisah hampir sama. Sunarti, yang baru bergabung tahun 2016 di P3S, bekerja bersama rekan pria di pasukan ungu untuk menangani PMKS. Ia merasa pekerjaan itu merupakan "pekerjaan hebat".